Seringkali dokter dihadapkan pada masalah etis dengan beragam bentuk. Bioetika menjadi sarana untuk bisa membantu bagaimana dokter seharusnya bertindak.
Demikian keterangan yang diterima Pusat Komunikasi Publik dari Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Prof. dr Tjandra Yoga Aditama yang sedang mengadakan pertemuan imunisasi di New Delhi, India.
Pakar Bioetika dari Singapura Prof. Campbell yang hadir pada pertemuan itu memaparkan, Bioetika atau Etika Biomedik merupakan kajian yang menyoroti aspek moral dari dokter, ilmuwan dan masyarakat terhadap kejadian di kalangan teknologi kedokteran, pengobatan dan penelitian.
“Setiap kasus mesti didekati secara berbeda dan seringkali tidak ada jawaban umum benar atau salah”, ulas Prof. Campbell.
Prof. Campbell mencontohkan beberapa masalah bioetika yang sering dihadapi dokter. Bayi lahir dengan tumor otak dan akan meninggal bila tumornya tidak diangkat. Tetapi, jika diangkat maka bayi dapat hidup namun menderita keterbelakangan mental yang berat.
Contoh lain, seorang lansia yang menderita berbagai penyakit parah masuk ICU dan tergantung dengan alat bantu. Padahal indikasi medis menunjukkan jika semua alat bantu dan obat diberikan, pasien tidak akan bisa sadar kembali walau jantung tetap berdenyut.
Selain itu juga, apakah nama pendonor sperma harus diberi tahu kepada pasangan yang menerima donor itu bila kemudian punya anak.
Perkembangan pesat ilmu kedokteran harus diimbangi dengan kajian dan pemahaman mendalam tentang aspek sosial, moral dan filosofi kehidupan, tambah Prof. Campbell.