Curah hujan yang tinggi mengakibatkan sebuah tanggul tidak mampu menahan luapan air Sungai Curahnongko, sehingga menggenangi rumah-rumah warga hingga setinggi 1-1,5 meter. Musibah ini terjadi pada Rabu pagi (7/3/12) di Dusun Curahlele dan desa Wonoasri, Kec. Tempurejo, Kab. Jember, Jawa Timur.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada laporan pengungsian korban. Selain itu, tidak ada korban meninggal, hilang, atau luka-luka dalam kejadian tersebut. Namun, sejumlah fasilitas kesehatan mengalami kerusakan. Satu unit pondok bersalin desa (Polindes) di Dusun Curahlele dan satu unit Puskesmas pembantu (Pustu) di desa Wonosari membutuhkan perbaikan.
Untuk mengantisipasi permasalahan kesehatan yang dapat mengancam sekitar 4.204 jiwa penduduk di wilayah Tempurejo tersebut, dilakukan upaya kaporisasi pada sumur-sumur yang terkena banjir. Hal itu dilakukan untuk mengurangi dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh kondisi sanitasi pasca banjir yang kurang baik. Karena itu, beberapa komoditi yang masih dibutuhkan oleh para korban, antara lain kaporit, makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI), dan air bersih. Selain itu, pengamatan langsung di lapangan juga dilakukan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan adanya kemungkinan terjadinya penyakit potensial wabah.
Hingga saat ini, pemantauan terus dilakukan oleh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, PPK Regional Jawa timur, dan PPK Kemenkes RI.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mail info@depkes.go.id, kontak@depkes.go.id.