Pertemuan tertinggi negara-negara anggota World Health Organization (WHO), yaitu World Health Assembly (WHA) ke 65 resmi dibuka (21/5) di gedung “Palais des Nation” di Jenewa, Swiss. Kegiatan WHA akan berlangsung pada 21-26 Mei 2012.
WHA ke 65 ini akan membahas 20 agenda yang terdiri dari agenda pleno dan 2 sidang komite, yaitu Komite A Technical Matters dan Komite B Administrative Matters. Tema utama adalah Towards Universal Health Coverage. Dalam WHA, nantinya akan dihasilkan 13 Resolusi dan 4 Keputusan
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE dalam surat elektronik yang diterima Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI.
Pembukaan diawali dengan sambutan dari perwakilan Pemerintah Swiss, dilanjutkan dengan pembacaan sambutan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Kantor PBB di Jenewa, Mr. Kassym-Jomart Tokayev. Selanjutnya, para delegasi memilih Minister of Health and the Fight against AIDS dari negara Côte d’Ivoire, yaitu Professor Thérèse N’Dri-Yoman sebagai ketua sidang atau Health Assembly’s new president.
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyatakan Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc., PhD., terpilih menjadi salah satu dari lima Health Assembly’s Vice Presidents. Kelima wakil ketua sidang tersebut berasal dari negara Afghanistan, Indonesia, Paraguay, Republik Moldova, dan Kepulauan Solomon. Sementara itu, Ketua Komite A terpilih adalah Menteri Kesehatan Bhutan, Lyonpo Zangley Dukpa, dan Ketua Komite B terpilih adalah Acting Menteri Kesehatan Iran, Dr. Mohammad H. Nicknam.
Selain itu, Dirjen PP dan PL Kemenkes RI juga mendapatkan kehormatan untuk menjadi Alternate Head of Delegation Indonesia. Selain Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, wakil ketua Delegasi Republik Indonesia (Delri) juga dijabat oleh Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu-Anak, Dr. dr. H. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS, M.Kes. Penasihat Delri dalam Sidang WHA ke-65 di Jenewa, yaitu Staf Ahli Menkes RI Bidang Perlindungan Faktor Risiko Kesehatan, dr. R. Triono Soendoro, Ph.D, dan Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Kemenkes RI, Dra. Niniek Kun Naryatie. Anggota Delri lainnya, antara lain: Direktur Bina Kesehatan Ibu Kemenkes RI, dr. Gita Maya Koemara Sakti S., MHA; Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, dr. Diah Setia Utami, Sp.KJ, MARS; Kabid Pembiayaan Kesehatan Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kemenkes RI, dr. Donald Pardede, MPPM; Kasubdit Imunisasi Direktorat Surveilans Imunisasi dan Kesehatan Matra Kemenkes RI, dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA; Kabid Pusat Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes, Dr. Vivi Lisdawati, M.Si, Apt.; Kabid Kerjasama Kesehatan Bilateral dan Multilateral Pusat Kerjasama Luar Negeri Kemenkes RI, dr. Widyarti; Kasie Standarisasi Subdit Bina Kesehatan Maternal dan Pencegahan Komplikasi Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi, MPHM dan Kasubbag Protokol Kemenkes RI, Ardian Atmantoro, S.Pd.
Pada pembukaan WHA tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Perwakilan Tetap RI di Jenewa, YM Dian Triansyah Djani, juga turut mewakili Indonesia menghadiri acara pembukaan yang diikuti oleh perwakilan dari seluruh negara di dunia yang menjadi anggota WHO tersebut.
Dalam pertemuan WHA, beberapa topik yang akan dibahas diantaranya jaminan kesehatan masyarakat atau universal health coverage, pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), Penyakit Tidak Menular (PTM), Mental Health dan Gizi.
Prof. dr. Tjandra menambahkan, sebelumnya pada 20 Mei 2012 sore hari, Delegasi RI (DELRI) melakukan rapat persiapan menjelang WHA di kantor Perwakilan Tetap RI (PTRI) di Jenewa.
Usai acara pembukaan, siang harinya, Prof. dr. Tjandra mengikuti pertemuan Gerakan Non Blok atau non alignment movement tentang kesehatan. Dalam pertemuan tersebut, Direktur Jenderal WHO, Dr. Margaret Chan menyatakan betapa pentingnya aspek kesehatan di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Beliau juga mengingatkan semua negara berkembang anggota Gerakan Non Blok harus mempersiapkan diri era sesudah 2015, yaitu era pasca MDGs.
Menjelang sore hari, kegiatan WHA diisi dengan sambutan Direktur Jenderal WHO, Dr. Margaret Chan, yang baru saja terpilih kembali untuk jabatan tersebut untuk kedua kalinya. Dalam sambutannya, Dr. Margaret Chan memandang bahwa aspek kepemimpinan sangat penting dalam pembangunan kesehatan suatu Negara atau Pemerintahan. Pada kesempatan tersebut, Dr. Margaret Chan mengapresiasi peran penting Indonesia dalam kesetaraan dan transparansi dalam virus and access to benefit sharing. Sungguh, ini sebuah kebanggaan bagi Indonesia.
Selain itu, Dr. Margaret Chan juga menyoroti pentingnya International Health Regulation (IHR), penanganan terhadap Neglected Tropical Diseases seperti salah satunya Schistosomiasis, pentingnya Universal Health Coverage, dan penanggulangan penyakit tidak menular (PTM).
“We must look beyond the cause of preventable death” ujar Dr. Margaret Chan.
Ini berarti jangan hanya melihat masalah kesehatannya saja, tapi juga determinan sosial dan hal-hal lain yang mempengaruhinya, terang Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Sementara itu sore harinya, Wamenkes RI didampingi Dirjen PP dan PL Kemenkes RI, mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Kesehatan US Amerika. Dan malam harinya, bersama-sama menghadiri pertemuan yang diselenggarakan Pemerintah Swiss bagi pimpinan delegasi yang hadir dalam gelaran World Health Assembly ke 65.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC):500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id