Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, dalam surat elektroniknya (01/09/12) kepada Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa tidak sampai 1 bulan (pada akhir September) Kloter pertama jamaah haji Indonesia akan berangkat ke Arab Saudi, disusul oleh Kloter-kloter berikutnya sampai menjelang hari Wukuf.
Prof. Tjandra mengatakan, sebaiknya para calon jamaah melakukan 7 persiapan kesehatan, sebab masih ada waktu sekitar 1 – 2 bulan sebelum keberangkatan.
Persiapan kesehatan tersebut yaitu: 1) melakukan pemeriksaan kesehatan secara rinci, baiknya ke dokter yang biasa dikunjungi atau ke dokter terdekat, agar dapat dideteksi kemungkinan penyakit dan masih ada waktu 1 – 2 bulan untuk mengatasinya; 2) memastikan ada persiapan obat selama di tanah suci jika mempunyai penyakit kronik yang memerlukan obat secara teratur; 3) minta surat keterangan dari dokter yang biasa menangani/merawat di tanah air sekarang jika memang ada masalah kesehatan, untuk diserahkan ke dokter Kloter. Jika dari sekarang sudah tahu siapa dokter Kloter/dokter rombongan (bila ONH plus), maka sebaiknya dari sekarang dibicarakan dengan dokter Kloter/rombongan tentang masalah kesehatan calon jamaah, dengan membawa surat dari dokter yang biasa merawat jamaah tersebut, kata Prof. Tjandra.
Prof. Tjandra melanjutkan, mulai sekarang lakukan olah raga teratur, setidaknya jalan kaki, 3 atau 4 kali per minggu.
“Ingat, dalam perjalanan Haji minimal ada 4 rute jalan kaki yang cukup jauh: Tawaf, Sai, jalan dari hotel/pondokan ke masjid dan jalan dari kemah di Mina ke tempat melontar jumroh. Belum lagi kegiatan jalan kaki lain misalnya ziarah atau bukan tidak mungkin juga berbelanja”, ujar Prof. Tjandra.
Yang kelima, bila akan berangkat bersama orang tua/orang lanjut usia, apalagi yang memang sudah sakit, maka persiapan lebih rinci harus sudah disiapkan dari sekarang, termasuk pengetahuan tentang menyewa kursi roda, kemungkinan ikut safari wukuf dan lain sebagainya. Kemudian selain pengetahuan manasik Haji, ada bagus juga mengenal dan mempelajari tentang fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada di Arab Saudi pada musim Haji, mulai dari petugas kesehatan Kloter, pelayanan kesehatan di Sektor, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), RS Arab Saudi, dan lain-lain.
Yang terakhir sangat dianjurkan untuk menyediakan waktu membaca berbagai tulisan tentang situasi penyakit di Arab Saudi pada musim Haji. Tulisan terbaru tentang situasi penyakit di Arab Saudi pada musim Haji, dapat juga dibaca di Weekly epidemiological record, 27 Juli 2012, https://www.who.int/wer, atau di www.who.int/ith dalam “Update for travellers“, kata Prof. Tjandra.
Di akhir surat elektroniknya Prof. Tjandra mengucapkan selamat mempersiapkan diri dari sekarang kepada para calon jamaah haji, semoga mendapatkan Haji Mabrur.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id.