Hari ini (22/10) Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menerima kunjungan Executive Director UNAIDS, Under Secretary General United Nations, Mr. Michel Sidibe, di Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta. Selama dua hari di Indonesia, Mr. Sidibe melakukan audiensi dan berkunjung kebeberapa tempat untuk mengetahui lebih dekat mengenai upaya Indonesia dalam mencapai komitmen “Getting to 3 Zeroes On HIV/AIDS”.
Kunjungan diawali ke Lapas Cipinang yang disambut oleh Direktur Bina Kesehatan dan Perawatan Ditjen PAS Kemenkumham, Kadiv. PAS Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta dan Ka. Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta. Pada kesempatan tersebut dilakukan peninjauan langsung ke Klinik Lapas diselingi dialog dengan tenaga kesehatan dan warga binaan, selain itu juga mengunjungi blok sel/hunian.
Usai berkunjung ke Lapas Cipinang, Mr. Sidibe melanjutkan perjalanan ke kantor Kemenkes untuk berdialog dengan para pemuka agama di Indonesia, terkait peran pemuka agama dalam upaya penanggulangan AIDS di Indonesia. Acara ini difasilitatori oleh Wakil Menteri Agama Prof. Nashruddin Umar atas prakarsa Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN). Kegiatan ini di ikuti sekitar 60 peserta yang meliputi pimpinan/perwakilan organisasi agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Kong Hu Chu, perwakilan Kementrian/Lembaga, anggota KPAN, Lembaga Swadaya Masyarakat (khususnya pegiat di Program AIDS), perwakilan PBB dan Indonesia Interfaith Network on AIDS (INTERNA).
Tujuan dialog ini adalah berbagi informasi update terkait perkembangan dan kebijakan penanggulangan AIDS di Indonesia khususnya kelompok agama selaku stakeholder utama penanggulangan AIDS di Indonesia; mendapatkan masukan dari wakil-wakil kelompok agama dan pemikiran ke depan dalam penanggulangan epidemi HIV di Indonesia; lalu mendorong dan mendapatkan kesepahaman untuk meningkatkan partisipasi aktif pemuka agama dalam pencapaian getting to 3 zeroe yaitu Getting to zero NEW HIV Infections, Zero Discrimination, Zero AIDS-related deaths.
Kelompok-kelompok agama telah mengambil peran strategis dalam upaya penanggulangan AIDS tidak hanya melalui mimbar-mimbar keagamaan, namun juga pada upaya nyata melakukan pencegahan penularan HIV pada kelompok berisiko tinggi. Di sisi lain, masih sering terdengar adanya kesalahpahaman sebagian masyarakat yang mengatas namakan agama terhadap upaya-upaya penanggulangan HIV.
Sebagaimana diketahui saat ini Indonesia menghadapi tantangan penularan HIV bukan hanya pada kelompok berisiko tinggi, namun juga pada ibu rumah tangga dan anak-anak. Strategi Nasional Penanggulangan AIDS 2010-2014 mencantumkan empat peran agama dalam upaya penanggulangan AIDS, yaitu meningkatkan ketahanan iman masyarakat untuk tidak berperilaku risiko tinggi, guna memutus rantai penularan; mencegah dan atau menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, OHIDHA dan populasi kunci lainnya; mendorong peningkatan mutu pelayanan berdasarkan kemanusiaan dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan dengan menebar kasih kepada sesama manusia; serta mendukung perluasan pelayanan kepada populasi kunci berbasis pada masyarakat serta perhatian kepada anak yatim/piatu dan anak-anak yang terdampak lainnya.
Pada malam harinya Menkes mengundang 9 Menteri (Menkeu, Meneg PP&PA, Mendagri, Menlu, Menhukham, Menparekraf, Mendikbud, Menag, Ka. Bappenas) dan Gubernur Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Bali, Papua, Papua Barat untuk membicarakan tentang advokasi dukungan dalam perencanaan, budgeting, serta memberikan contoh-contoh program apa yang dapat dilakukan dalam penanggulangan HIV AIDS.
Pada hari kedua (24/10) Mr. Sidibe didampingi Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE. berkunjung ke Puskesmas Tambora, Jakarta Barat.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail [email protected].