Seperti yang banyak yang beredar di pesan instan, katanya banyak penderita HIV yang merasa dikucilkan dan dijauhi masyarakat katanya mereka memiliki rasa dendam, dan katanya mereka ingin menyebarkan virus HIV di tempat-tempat tertentu. Apakah benar, Bu?
Demikian, kutipan pertanyaan seorang remaja bernama Reynold, saat berdialog dengan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, pada kegiatan Kirab dan Sepeda Hias dengan tema Stop AIDS, Protect Women and Children yang diselenggarakan di Pantai Festival Ancol, Jakarta (9/12).
Saat dikonfirmasi oleh sejumlah media di penghujung acara pembukaan tersebut, Menkes membenarkan masih adanya stigma negatif dan diskriminasi terhadap orang-orang dengan HIV-AIDS (ODHA).
Menkes menambahkan bahwa berita yang banyak menyebar di masyarakat tersebut tidak benar. Hal itu justru akan memancing diskriminasi masyarakat terhadap ODHA.
“Itu tidak benar. Orang yang sakit, pada dasarnya tidak mau orang lain juga sakit. Malah sebaliknya, harus saya sampaikan, bahwa banyak ODHA yang menjadi motivator, memberikan informasi yang benar, mencegah supaya orang lain jangan sampai terinfeksi, dan itu sangat saya hargai”, ujar Menkes.
Berbagai kemajuan telah dicapai dalam Pengendalian HIV-AIDS di Indonesia. Namun, Menkes menegaskan bahwa masih perlu dilakukan peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV-AIDS di seluruh lapisan masyarakat. Tentu dimulai dari orang dewasa, lalu remaja berusia 15-24 tahun. Seperti diketahui, salah satu indikator Millenium Development Goals (MDG)-6 adalah pengetahuan remaja secara komprehensif mengenai HIV-AIDS, kesehatan reproduksi, dan narkotika.
“Peningkatan pengetahuan dimaksudkan untuk mencegah agar masyarakat, khususnya remaja tidak berperilaku berisiko”, tandas Menkes.
Pada kesempatan tersebut, Menkes mengajak segenap masyarakat untuk menjaga kesehatan dan aktif melakukan pencegahan untuk melindungi diri dan keluarga.
“Mari tingkatkan kepedulian kita. Bila ada orang yang terinfeksi HIV di sekitar kita, tetaplah mendukung dan jangan didiskriminasi. Jadikan perempuan berdaya dan menentukan hak atas kesehatannya”, tandas Menkes.
Data Yayasan AIDS Indonesia menyatakan bahwa epidemi HIV dan AIDS global hingga kini masih menjadi ancaman dunia, termasuk di Indonesia. Sejak kasus pertama ditemukan pada 1987, hingga akhir Juni 2012 tercatat 86.762 kasus HIV dan 32.103 AIDS dengan 5.623 kematian. Sementara itu, sampai dengan tahun 2012, sejumlah 8,970 kasus AIDS ditemukan pada perempuan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id.