Penyakit tular vektor dan reservoir atau vector borne diseases masih merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia. Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan keanekaragaman satwa. Dengan demikian, Indonesia berisiko menjadi sumber penularan penyakit zoonosis baru yang bersumber satwa liar. Selain itu, pengelolaan sumberdaya hutan dan hewan yang tidak terkendali juga dapat menyebabkan Indonesia menjadi hot spot atau sumber wabah zoonosis. Di Indonesia, saat ini telah ditemukan sebanyak 132 spesies mikro-organisme patogen yang bersifat zoonotik.
Dalam sambutannya pada kegiatan Peluncuran Buku Atlas Reservoir Penyakit di Indonesia, di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga (31/1), Menkes RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH menyatakan ada berbagai penyakit zoonosis yang masih sering dilaporkan di Indonesia, diantaranya Avian Influenza, Rabies, dan Leptospirosis.
Terkait Avian Influenza, Menkes menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan manusia di Indonesia yang terinfeksi H5N1 clade baru 2.3.2 yang mengakibatkan kematian lebih dari 150.000 itik di 50 Kabupaten/Kota di 9 Provinsi, termasuk provinsi Jawa Tengah.
Selanjutnya, Menkes RI memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah dan masyarakat Provinsi Jawa Tengah karena menjadi salah satu dari 9 Provinsi yang dinyatakan Bebas Rabies. Saat ini, rata-rata terjadi 142 kasus rabies per tahun, tersebar di 24 Provinsi di Indonesia.
Di samping itu, Menkes juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai munculnya Leptosprirosis. Hal ini dikarenakan pada awal tahun 2013, banjir melanda hampir di semua daerah endemis Leptospirosis, seperti Jakarta, Semarang, dan Demak. Pada tahun 2012, dilaporkan 828 kasus Leptospirosis di Indonesia dan 78 di antaranya meninggal dunia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline