Perempuan berhak untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Dalam kehidupan nyata bahwa perempuan masih belum memiliki keberanian dalam mempertahankan kesehatan dirinya, meskipun banyak perempuan yang sudah mengenyam pendidikan tinggi bahkan memangku jabatan tertentu.
Demikian sambutan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH pada saat acara Penghargaan Kepada Perawat Perempuan Indonesia dalam rangka peringatan Hari Perempuan Sedunia yang di selenggarakan oleh Citi Indonesia Women Council di Plaza Bappindo Jumat (8/3).
Permasalahan kesehatan perempuan di Indonesia saat ini sudah banyak mengalami kemajuan, tetapi permasalahannya juga masih ada, diantaranya tingginya kekerasan dalam rumah tangga, termasuk kekerasan seksual dan kekerasan kepada anak–anak, tingginya kematian ibu melahirkan, masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan yang dipaksakan oleh pasangan hingga banyaknya perempuan yang terkena Infeksi HIV/AIDS yang kebanyakan bersumber dari kaum pria hingga paparan rokok pada kaum perempuan.
Pada tahun 1995, jumlah lelaki yang merokok ialah 35 persen, sementara pada tahun 2011 meningkat menjadi 67,5 persen. Hal tersebut disebabkan karena tergoda arus iklan, pembagian rokok secara gratis pada suatu acara dan akhirnya menjadi kecanduan.
“Yang merisaukan hati saya adalah saat ini perempuan yang merokok sudah semakin banyak. Pada tahun 1995 terdapat 0,7 persen perempuan yang merokok, sementara tahun 2011 meningkat menjadi 4,6 persen, jadi ada peningkatan sebanyak 8 kali lipat. Dilain pihak 62 juta perempuan tidak berani untuk mengatakan kepada orang lain agar berhenti merokok karena dapat merusak kesehatan, dan 11,4 juta balita terganggu karena anggota keluarga merokok.” ujar Menkes
Menkes melanjutkan, sewaktu menjabat Direktur untuk Gender dan Kesehatan Anak dan Perempuan di WHO, saya sangat tahu bahwa perempuan lebih vulnerable. pertama jika perempuan merokok maka dia akan lebih cepat kecanduan, kedua kalau dia sudah kecanduan akan lebih susah untuk mengobati.
Peringatan Women’s International Day diperingati setiap tanggal 8 Maret di seluruh negara anggota PBB. Pada awalnya Women’s International Day merupakan kegiatan sosial politik untuk menciptakan kesadaran pemahaman tentang perjuangan kaum perempuan dalam memperoleh hak asasi dan hak sosial politiknya.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline