Bencana gempa di Aceh telah menimbulkan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit jumlahnya, tim Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) Kementerian Kesehatan RI, membantu pelayanan kesehatan di lokasi bencana. Selain itu, Dirjen PP dan PL Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, DTM&H, DTCE, juga menggerakan Unit PP dan PL yang ada di daerah melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banda Aceh, KKP Sabang dan KKP Lhokseumawe untuk turut serta membantu korban bencana gempa, berkoordinasi dengan bersama Unit Kementerian Kesehatan lain serta Dinas Kesehatan setempat.
”Hingga (6/7), data korban meninggal berjumlah 39 orang, luka-luka 167 orang, korban yang hilang sebanyak 7 orang, dan korban yang mengungsi 43.123 orang”, ujar Prof. Tjandra.
Tim PP dan PL yang bertugas membantu korban gempa di Aceh telah memberikan logistik kesehatan, antara lain vaksin anti rabies 400 vial, zink 3.400 tablet, oralit 2.800 sachet, kelambu 200 set, abate 40 kg, emergency kit 5 paket, pamflet 400 buah
Data Rawat Inap (RI) dan Rawat Jalan (RJ) di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah pada tanggal (2/7) ada 4 orang yang di Rawat Inap dan 49 korban Rawat Jalan. Sementara itu, korban luka yang di Rawat Inap hingga (7/7) berjumlah 2 orang dan yang di Rawat Jalan 148 orang.
Dinkes Kabupaten Bireun membuat Pos Kesehatan 24 jam di lokasi pengungsian. Saat ini, jumlah pengungsi di Desa Buter berjumlah 149 KK (460 orang) di 23 titik pengungsian. 1 titik tempat pengungsian terdapat 15-20 orang.
Data korban gempa di Pos Kesehatan (Poskes) desa Buter Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah, pada (4/7) terdapat 305 orang, sedangkan pada (5/7) sebanyak 189 orang, kemudian pada (6/7) korban yang dibawa ke Poskes adalah 91 orang dan pada (7/7) sebanyak 64 orang. Sementara itu, 5 besar penyakit yang ditemukan oleh Tim dari PP dan PL adalah penyakit ISPA, Dispepsia, luka-luka, gangguan otot, hipertensi. Tidak ada peningkatan bermakna penyakit berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Senin (8/7), tim akan memperkuat sistem surveilans penyakit mengingat sebagian petugas Surveilans Epidemiologi setempat menjadi korban gempa”, jelas Prof. Tjandra.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline