Ada anggapan di masyarakat, biaya kesehatan gigi dan mulut sangat mahal. Paradigma ini menjadi salah satu kendala program-program yang ada selama ini kurang maksimal. Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan berupaya mengadakan program promotif dan preventif bagi masyarakat.
Demikian disampaikan Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar, dr. H.R Dedi Kuswenda, M.Kes didampingi oleh drg. Zaura Rini Anggraeni, MDS Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pada acara temu media mengenai Kesehatan Gigi dan Mulut Jum’at, 6 September 2013 di Jakarta.
Berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar tahun 2007, sebanyak 36,1 % anak usia 2 tahun menderita gigi berlubang dan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) masih belum dijalankan oleh 14 % Puskesmas di Indonesia. Hambatan ini merupakan tantangan terbesar bagi Kementerian Kesehatan untuk memberikan awareness (kesadaran) mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut.
Pada kesempatan itu pula, dr. Dedi Kuswenda menyatakan tujuan pemerintah adalah agar masyarakat tahu akan perawatan gigi yang baik untuk anak-anak. “ Jika perawatan giginya bagus, maka gigi akan baik hingga tumbuh dewasa ”.
Menurut WHO Oral Health Promotion : An Essential Element of a Health Promoting School, kesehatan gigi dan mulut yang tidak baik mempengaruhi pendidikan anak sekolah serta keberhasilan di kemudian hari. Lebih dari 50 juta jam per tahun hilang dari sekolah karena penyakit gigi dan mulut. Kehilangan gigi juga dapat mempengaruhi asupan gizi anak dan berakibat pada pertumbuhan serta perkembangan mereka. “ Jika kesehatan gigi dan mulut diabaikan, maka akan timbul penyakit tidak menular, tetapi juga dapat berakibat fatal terhadap tubuh seperti penyakit hati, ginjal, ISPA atau yang disebut oleh WHO sebagai Noncommunicable Diseases “, papar drg. Zaura.
Bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Indonesia, tanggal 12 September, Indonesia akan bertindak selaku tuan rumah 7th ASIAN CONFERENCE OF ORAL HEALTH PROMOTION FOR SCHOOL CHILDREN (ACOHPSC), pada tanggal 12 – 14 September di Bali, yang diikuti oleh negara-negara di kawasan Asia, yang memiliki komitmen yang sama dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat melalui strategi promotif yang ditujukan kepada peserta didik di sekolah.
Sesuai dengan tema 7th ACOHPSC, diharapkan organisasi ini dapat menjadi pendorong dan pemberi inspirasi bagi setiap negara peserta untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah di negara masing-masing, salah satunya dengan program school visit.
Diharapkan dengan diselenggarakannya 7th ACOHPS akan memberikan kontribusi yang baik terhadap pentingnya kesehatan gigi pada anak-anak, karena merupakan kesehatan dasar yang sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email [email protected].