Selasa sore (22/10), Konferensi Tingkat Menteri Kesehatan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-4 atau The 4th Islamic Conference of Health Ministers (ICHM) Organization of Islamic Cooperation (OIC) 2013 resmi dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Dr. Boediono, M.Ec., di Istana Wakil Presiden. Wapres RI Boediono menyambut hangat kehadiran Assistant Secretary General of Organization of Islamic Cooperation (OIC), Ambassador Abdul Moiz Bokhari bersama 11 Menteri Kesehatan yang berasal dari Uganda, Saudi Arabia, Suriname, Gabon, Gambia, Palestine, Egypt, Mauritania, Mozambique, dan Niger. Pada kesempatan tersebut, hadir pula perwakilan delegasi dari 41 negara anggota OKI, organisasi internasional, serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Wapres RI Boediono menyerukan agar Rencana Aksi Strategis bidang Kesehatan OKI tahun 2013-2022 dapat disepakati dan disahkan, agar segera dapat dilaksanakan. Selain untuk memperkuat berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di seluruh negara anggota OKI. Rencana Aksi juga bermanfaat untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan keahlian di bidang kesehatan di antara negara-negara anggota OKI.
“Kemitraan dan kerjasama di antara negara-negara anggota OKI bersama komunitas internasional lainnya penting untuk mengambil langkah yang perlu untuk mempercepat pencapaian MDGs dan merumuskan agenda pembangunan pasca MDGs 2015”, ujar Wapres RI Boediono.
Di akhir sambutannya, Wapres RI Boediono yakin Konferensi Tingkat Menteri Kesehatan ini akan menghasilkan karya terbaik bagi kerja sama antar negara anggota OKI dan mewujudkan kemitraan produktif bagi kemaslahatan umat dan masyarakat dunia.
Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, selaku chair of ICHM ke-4 menyatakan bahwa di beberapa negara anggota OKI, kematian ibu dan angka kematian anak rasio cenderung lebih tinggi daripada target MDG. Masalah besar lain di banyak negara berkembang, termasuk banyak OKI negara adalah tingginya mortalitas dan morbiditas pada perempuan selama masa produktif sebagai akibat dari tidak diakui dan/atau tidak terpenuhi kebutuhan yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. Menurut WHO (2010), setidaknya 287.000 perempuan di dunia mati akibat komplikasi yang terkait dengan kehamilan atau persalinan.
“Masa depan kita akan sangat tergantung pada upaya kami hari ini untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkualitas kepada umat”, tandas Menkes.
Sejak didirikan pada tahun 2007, sidang OKI tahun ini diselenggarakan untuk yang ke-4 kalinya di mana para anggota meninjau ulang komitmen beserta implementasi dan hasil yang dicapai pada sidang sebelumnya. Kegiatan didahului dengan pertemuan steering committee on health kemarin (21/10). Konferensi akan berlangsung selama 3 hari mulai 22-24 Oktober 2013 dengan tema “Gizi Lebih Baik, Kesehatan yang Lebih Baik, Umat Lebih Baik”. Tema tersebut menyoroti pencegahan kehamilan resiko tinggi dan peningkatan gizi pada anak sehat yang berfungsi sebagai dasar untuk pengembangan masyarakat mandiri dan produktif.
Sebagai bagian dari strategi kita dalam menghadapi dan menuntaskan tantangan di bidang kesehatan, negara anggota OKI berinisiatif mengembangkan Strategi Program Kesehatan OKI tahun 2013-2022. Strategi ini sebagai panduan dalam upaya kerjasama dan promosi kesehatan masing-masing negara. Strategi Program Aksi Kesehatan OKI akan membimbing negara-negara anggota OKI pada bagaimana kerjasama kesehatan akan berkontribusi terhadap pencapaian status kesehatan tertinggi dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan komprehensif yang berkualitas.
Konferensi ini akan menghasilkan “Deklarasi Jakarta” dan resolusi OKI. Deklarasi Jakarta memfokuskan berbagai isu kesehatan, di antaranya terkait MDG, International Health Regulation (IHR-2005), layanan kesehatan untuk semua, pengendalian penyakit menular dan gizi. Konferensi ini diharapkan menerapkan resulosi isu tersebut.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Halo Kemkes melalui hotline