Kecerdasan manusia sangat erat kaitannya dengan asupan gizi. Seorang anak yang mengalami gangguan akibat kekurangan iodium akan mengalami kehilangan kecerdasan sebesar 10 – 50 IQ point. Anak dengan kecerdasan rendah ini dikhwatirkan akan menjadi beban pada masa akan datang.Selain itu gizi juga memiliki hubungan erat dengan kematian anak di bawah 5 tahun. Berdasarkan data yang dilansir dalam Jurnal Lancet tahun 2013, sebanyak 44,7% kematian bayi disebabkan karena berat bayi lahir rendah (BBLR), kegagalan pemberian ASI, anak Balita stunting (pendek), kurus, dan kekurangan vitamin A dan mineral Zink.
Demikian penjelasan ini disampaikan Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dr. Anung Sugihantono, M.Kes dihadapan pers pada acaraMedia Gathering SOHO Better U memperingati Hari Gizi Nasional 2014 di Jakarta (22/1).
Dr. Anung menyatakan secara garis besar, masalah gizi pada anak dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, pertama yaitu kekurangan vitamin Adan Gangguan Akibat Kurang Iodium dan kedua adalah stunting dan gizi kurang pada anak Balita.
“Untuk menanggulangi stunting, Kementerian Kesehatan melakukan serangkaian kegiatan yang dimulai dari usia remaja dan fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu sejak janin dalam kandungan sampai dengan anak berusia 24 bulan”, ujar dr. Anung.
Dr. Anung melanjutkan, persoalan gizi yang terakhir ialah kelebihan gizi, dimana saat ini tendensinya meningkat dan mengancam kesehatan masyarakat. Kondisi ini menjadi persoalan serius karena memicu penyakit tidak menular pada usia lebih muda.
Pada kesempatan yang sama Ahli Gizi, dr. Laila Hayati Sp.G (K) mengatakan bahwa obesitas pada anak dapat dicegah dengan caramemantau pertambahan berat badan dan tinggi badan secara teratur,penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) tubuh anak secara berkala, aktifitas fisik rutin tiga hingga lima kali seminggu dan melakukan pengontrolan makanan pada anak.
Pada kesempatan tersebut, Dr. Anung menjelaskan Kementerian Kesehatan juga melakukan beberapa upaya dalam menangani permasalahan gizi, seperti: pemberian vitamin A bagi setiap anak,Penyuluhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), promosi pemberian ASI eksklusif dan penggunaan garam beryodium, pemberian Makanan Penggaanti ASI (MP-ASI) dan PMT pemulihan pada anak Balita gizi kurang dan perawatan pada anak Balita gizi buruk.
“Selain itu di beberapa Propinsi dilakukan pemberian Multi Mikro Nutrition (MMN) yang terdiri dari 14 jenis vitamin dan mineral kepada anak balita.Bagi ibu hamil, diberikan 90 butir tablet zat besi dan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil yang menderita kurang energi kronis” tandas dr. Anung.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email [email protected]