Berkaitan dengan abu vulkanik akibat letusan gunung berapi Kelud di Provinsi Jawa Timur, Kementerian Kesehatan RI menghimbau masyarakat khususnya pengungsi untuk tidak meninggalkan tempat pengungsian guna meminimalisasi dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan dari abu tersebut.
“Saran kami untuk tetap tinggal di dalam lokasi pengungsian atau di dalam rumah. Bila terpaksa sekali karena ada keperluan yang tidak dapat ditinggalkan, gunakanlah masker atau bila ada kaca mata”, ujar dr. Sri Henni Setiawati, MHA, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kemenkes RI, saat diwawancarai media di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jumat sore (14/2).
Kepada media, dr. Henni menjelaskan bahwa di dalam abu vulkanik terdapat berbagai macam kandungan zat yang memiliki potensi berbahaya bagi kesehatan masyarakat, yakni menyebabkan iritasi baik saluran pernafasan, mata dan kulit.
“Abu vulkanik berbahaya bagi kesehatan, jangan banyak keluar rumah. Bila harus, gunakan masker. Lindungi diri dari abu vulkanik”, kata dr. Henni.
Lebih lanjut, dr. Henni menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan RI telah menurunkan tim dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) di wilayah Surabaya dan Yogyakarta untuk memeriksa kulaitas udara di sekitar lokasi terdampak bencana.
“Sejauh ini, abu vulkanik mengandung zat-zat, apakah itu berbahaya atau tidak, kita tunggu hasilnya”, tandas dr. Henni.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi hotline Halo Kemkes <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id, dan alamat email kontak@depkes.go.id