Pelayanan kesehatan lanjut usia perlu memperhatikan life cycle approach(pendekatan Siklus Hidup). Karena proses penuaan merupakan proses sepanjang hayat dimulai semenjak dalam kandungan dan berlanjut sampai memasuki usia lanjut.
Kesehatan seseorang di usia lanjut merupakan cerminan dari keadaan hidup dan tindakan individu selama rentang kehidupannya. Pendekatan siklus hidup ini mempengaruhi bagaimana seseorang dapat menerapkan gaya hidup sehat dan beradaptasi dengan perubahan sesuai dengan pertambahan usia disepanjang siklus kehidupannya.
Demikian sambutan Sekretaris Jenderal Kemenkes yang dibacakan oleh Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar, drg. Kartini Rustandi dalam membuka Workshop Kesehatan Lanjut Usia dalam rangka peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) tahun 2014 di Jakarta, Rabu (28/5).
“Pendekatan tersebut memiliki makna bahwa pada setiap tahap kehidupan mempunyai upaya pendekatan yang berbeda-beda untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal pada fase tersebut dan menyiapkan kesehatan untuk fase berikutnya sampai menjadi lanjut usia” jelas drg. Kartini.
drg. Kartini menyatakan di tahun ini (2014), Kementerian Kesehatan telah menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Kesehatan Lanjut Usia (Pokja Lansia) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang terdiri dari Lintas Program di lingkungan Kemenkes, Tim Ahli di bidang Kesehatan Lanjut Usia.
Pokja ini akan melakukan kajian, analisis, dan pemberian masukan terhadap kebijakan program kesehatan lanjut usia dalam memberikan pelayanan yang komprehensif kepada lansia. Selain itu juga mengkoordinir upaya meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan lanjut usia serta mengkoordinir pendataan dan surveilans lansia.
“Saya harap koordinasi dan integrasi pelayanan kesehatan ini juga dapat dilaksanakan para pengelola program di daerah baik di provinsi, kabupaten/kota dan Puskesmas serta di fasilitas pelayanan kesehatan” ujar Dr. Kartini dihadapan peserta workshop yang terdiri dari perwakilan tenaga kesehatan, organisasi profesi, LSM, akademisi, hingga ormas yang bergerak dibidang kelanjut usiaan
drg. Kartini menjelaskan bahwa peningkatan usia Harapan Hidup (UHH) menjadi 72 tahun di tahun 2014 dari 70 tahun di tahun 2010 merupakan salah satu indikator keberhasilan Pembangunan Kesehatan di Indonesia.
Seiring dengan hal tersebut, risiko penyakit degeneratif juga meningkat. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, menunjukan bahwa pola penyakit pada lansia yang terbanyak adalah hipertensi 57,6%, artritis 51,9% dan stroke 46,1% diikuti masalah kesehatan gigi dan mulut 19,2%. Sementara penyebab kematian terbanyak pada lansia dari Laporan Badan Litbangkes tahun 2011 di 15 kab/kota adalah Stroke 24,6% dan penyakit jantung iskemik 12%.
drg. Kartini berpesan bahwa, Pola hidup sehat sebagai upaya untuk mencapai tingkat kesehatan prima dan tetap aktif di usia lanjut seharusnyadirancang sedini mungkin, yaitu semenjak masih dalam kandungan, masa bayi, anak, remaja, dewasa, pra lansia dan masa lansia.
“Kondisi kesehatan di sepanjang siklus kehidupan manusia sangat menentukan derajat kesehatan pada masa usia lanjut” tegas drg. Kartini.
Hari Lanjut Usia Nasional di peringati setiap tanggal 29 Mei, tahun ini (2014) merupakan peringatan HLUN yang ke 18 dengan tema “Jadikanlah lanjut Usia Sejahtera”. Rencananya puncak HLUN akan dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta pada tanggal 4 Juni mendatang dengan melibatkan Lintas Sektor Terkait, LSM, Tokoh Lansia, Generasi Muda dan Masyarakat Umum
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan email kontak@depkes.go.id.