Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek
Hari ini (23/6) Menkes dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Banten. Dalam kunjungan kerja kali ini, Menkes mengunjungi RSUD Kota Tangerang dan Posyandu Terpadu Kota Tangerang untuk berdialog dengan jajaran Pemerintah Kota dan RS. Dalam kunjungannya, Menkes menyampaikan apresiasinya atas prestasi yang telah dicapai Kota Tangerang pada Bidang Kesehatan.
Menkes menyebutkan beberapa keberhasilan pembangunan kesehatan di Provinsi Banten, khususnya di Kota Tangerang. Disampaikan bahwa prevalensi gizi kurang pada Balita di 4 kota (Tangerang, Tangerang Selatan, Serang dan Cilegon) lebih rendah dari angka Provinsi dan angka Nasional. Meski demikian, masih ada permasalahan gizi pada Balita di beberapa kabupaten lain. Untuk itu Menkes meminta agar dilakukan mobilisasi peran Dewan Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten.
Dalam upaya pengendalian Malaria, Prov. Banten berhasil menekan angka kasus malaria positif hingga di bawah angka nasional. Menkes berharap agar kondisi ini dapat dipertahankan, selain upaya mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) dan upaya pencapaian eliminasi malaria di setiap kabupaten/kota di Provinsi Banten.
Menkes menyebutkan, akses rumah tangga terhadap air minum layak dan sanitasi dasar layak di Prov. Banten telah mencapai angka yang diharapkan (on track). Menkes menekankan agar Pemerintah Daerah dapat menyikapi disparitas antar kabupaten/kota di Provinsi Banten, agar akses tercapai merata.
Keberhasilan lain yang dicapai Prov. Banten adalah lebih rendahnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) dari angka nasional dan provinsi di sekitarnya. Keberhasilan ini terlihat dari upaya penanggulangan dampak tembakau dengan Pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok di 4 Kab/Kota; Pelaksanaan Pelayanan Terpadu PTM di 99 (43%) Puskesmas diperkuat dengan pengembangan 703 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) di 205 desa.
Dalam cakupan dan akses pekerja pada layanan kesehatan kerja, Prov. Banten berhasil menggalang kemitraan dengan industri dalam Layanan Kesehatan Primer, seperti Pembentukan Tim Kesehatan Kerja di Kota Cilegon; Pengembangan Tempat Kerja Unggulan Percontohan Kesehatan Kerja; Pelaksanaan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif di SKPD dan Perusahaan; serta Pembinaan pelayanan kesehatan kerja oleh perusahaan besar pada perusahaan kecil dan menengah.
Selain sejumlah prestasi yang telah dicapai, Menkes memberi catatan pada beberapa hal yang menjadi tantangan bidang kesehatan. Menkes menyebutkan, gangguan jiwa berat di Prov. Banten masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Pemasungan contohnya, dari 10% orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang pernah dipasung di Prov. Banten, masih banyak yang belum mendapatkan penanganan. Untuk itu Menkes meminta Pemda segera mengintensifkan penemuan kasus dan rujukannya melalui peningkatan layanan Puskesmas dan pelibatan masyarakat.
Disebutkan pula mengenai angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi dibanding dengan provinsi sekitarnya. Menkes meminta agar akses pelayanan yang komprehensif dan bermutu terus ditingkatkan, terutama penyediaan tenaga bidan yang tinggal di desa. Hal ini perlu diperkuat dengan upaya lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat.
Terkait pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) secara khusus Menkes meminta kepada Pemda untuk mendukung pelaksanaan JKN salah satunya dengan mempercepat proses integrasi Jamkesda ke dalam JKN. Dengan demikian masyarakat miskin dan tidak mampu dapat dicover oleh JKN. Selain itu juga Pemda dapat mendorong masyarakat mampu untuk menjadi peserta BPJS kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id.