Menkes dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara (2/10). Dalam kesempatan kali ini, Menkes meninjau RSUD Gunung Sitoli. Tahun 2005, RS ini sempat hancur akibat gempa berkekuatan 8.7 SR.
Usai meninjau fasilitas kesehatan RSUD Gunung Sitoli, Menkes melakukan dialog dengan jajaran pimpinan RSUD dan Pemerintah Daerah setempat. Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Bupati Nias, Walikota Gunung Sitoli, dan jajaran kesehatan lainnya.
Menurut Bupati Nias Sokhiatulo Laoli ada beberapa permaslahan kesehatan yang dihadapi Kabupaten Nias. Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Nias, Provinsi Sumataera Utara masih tinggi yaitu 549/100.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh di atas target yang diharapkan tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Selain itu, ada juga permasalahan kesehatan lainnya yaitu gizi kurang dan gizi buruk pada Balita yaitu 1.04% dan meningkatnya kasus rabies.
Bupati Nias menyebutkan bahwa permaslahan kesehatan di Nias dikarenakan beberapa sebab. “Kepulauan Nias berada di wilayah perbatasan, terpencil, rawan bencana alam, serta masih rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat. Di sisi lain ketersediaan sumber daya, baik tenaga, dana dan peralatan masih terbatas,” terang Bupati Nias.
Menanggapi permasalahan kesehatan ini, Menkes menyatakan bahwa Kepulauan Nias memang salah satu wilayah kepulaian dengan kondisi geografi yang penuh tantangan. Kondisi ini sangat berpengaruh pada akses masyarakat akan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu.
“Oleh karena itu, jajaran Pemda Provinsi dan Kabupaten/ Kota setempat agar memberikan perhatian sungguh-sungguh pada pelayanan kesehatan di wilayah yang sulit terjangkau serta mendukung keberhasilan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Tidak hanya keberadaan infra struktur yang menunjang pelayanan publik seperti ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, melainkan juga tenaga kesehatan,” kata Menkes.
Terkait tingginya AKI, Menkes meminta Pemerintah Nias untuk menguatkan kembali program keluarga berencana. “Tinjau kembali mengapa program KB tidak berhasil, apakah kesalahan kita karena tidak melayani dengan baik, informasi yang diterima kurang, atau alat kontrasepsinya kurang,” tegasnya.
Menkes juga meminta agar petugas kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas pembantu hingga rumah sakit mencatat dengan detil setiap penyebab kematian ibu dan bayi.
Terkait pengendalian rabies, Menkes meminta agar Pemerintah Daerah mengembangkan Rabies Center dengan disertai pengalokasian APBD untuk memenuhi kebutuhan VAR (Vaksin Anti Rabies) minimal 80% dari rata-rata jumlah kasus gigitan hewan penularan rabies dan regulasi.
Bersamaan dengan kunjungan kerja Menkes, Bupati Nias meresmikan RSUD Gunung Sitolo menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Menkes berharap dengan meningkat statusnya menjadi BLUD, jangkauan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu dapat dipercepat guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan kualitas hidup Rakyat Indonesia yang sebaik-baiknya.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline