Sidoarjo, 15 Oktober 2014 – Dewasa ini, kita masih menghadapi salah satu tantangan kesehatan, yakni adanya kesenjangan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan usia sekolah, baik antar wilayah geografi, antar tingkat sosial ekonomi, maupun antar kelompok masyarakat. Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang lebih intensif dan berkualitas serta mampu menjangkau seluruh peserta didik di Indonesia, merupakan jawaban yang diharapkan dapat menjawab tantangan tersebut.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu-Anak (GKIA) Kementerian Kesehatan RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, saat mengahadiri acara Gebyar Peringatan Tiga Dasawarsa Kebangkitan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (15/10). Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Sidoarjo, HMG Hadi Sutjipto.Ribuan siswa dari berbagai daerah di Kabupaten Sidoarjo memadati Gelora Delta Sidoarjo, tempat diselenggarakannya perhelatan akbar tersebut.
“UKS merupakan upaya yang sangat penting, karena lebih dari 44 juta penduduk Indonesia adalah peserta didik, baik yang berada di tingkat pendidikan dasar maupun menengah”, ujar Menkes.
Menkes menyatakan, di dalam program UKS tercakup pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang disebut Trias UKS. Jika Trias UKS dilaksanakan dengan baik akan berdampak meningkatnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sedini mungkin di kalangan peserta didik.
“Anak usia sekolah, termasuk peserta didik, adalah generasi muda yang merupakan aset bangsa. bangsa yang sehat, berkualitas, produktif, dan berdaya saing sangat ditentukan oleh derajat kesehatan dan kualitas hidup pada kelompok umur ini”, kata Menkes.
Untuk itu, Menkes mengimbau agar seluruh jajaran lintas sektor baik di tingkat pusat maupun daerah beserta seluruh lapisan masyarakat agar memberikan komitmen kuat dalam pelaksanaan UKS. Salah satunya adalah dengan mengalokasikan sumberdaya yang mencukupi bagi pelaksanaan UKS di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Upaya penggerakkan implementasi UKS yang optimal dapat memberikan dampak positif dan bermakna bagi peserta didik, baik dampak peningkatan penerapan PHBS, maupun dampak peningkatan derajat kesehatan peserta didik.
Di samping itu, keberhasilan pelaksanaan UKS juga sangat ditentukan oleh peran dan dukungan seluruh warga sekolah, baik para guru, peserta didik, dan masyarakat di lingkungan sekolah. Orangtua peserta didik juga mempunyai peran yang sangat penting dalam mensukseskan UKS, utamanya dalam menggerakkan terlaksananya UKS. Sedangkan warga sekolah berperan dalam mengupayakan terjaminnya kesehatan dan kebersihan lingkungan sekolah yang kondusif untuk hidup sehat yang: 1) bebas sari asap rokok dan Narkoba; 2) memungkinkan dilaksanakannya aktivitas fisik; serta 3) memungkinkan peserta didik mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
UKS dan Penjaringan Kesehatan
Salah satu kegiatan penting dalam pelaksanaan UKS adalah penjaringan peserta didik. Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk deteksi dini para peserta didik mengenai ada/tidaknya masalah kesehatan. Hal ini dilakukan agar peserta didik yang memiliki masalah kesehatan dapat segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Pada kesempatan tersebut, jajaran Kemenkes RI menyampaikan apresiasi kepada jajaran Pemda dan masyarakat Jawa Timur, karena cakupan penjaringan kesehatan di satuan pendidikan dasar di Provinsi Jawa Timur mencapai 93,77% (tahun 2013). Pencapaian tersebut lebih tinggi dari angka nasional tahun 2013 yaitu sebesar 73,91%.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan email kontak@depkes.go.id.