Jakarta, 18 Oktober 2014 — Hari ini kita memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun sedunia (HCTPS) untuk mengingatkan kita betapa pentingnya kebersihan untuk mewujudkan masyarakat sehat.
Tema Nasional tahun ini ialah Tangan Bersih Generasi Sehat. Hal tersebut mengingatkan tentang pentingnya kebersihan tangan untuk menciptakan kehidupan yang sehat. Selain itu mengajak segenap lapisan masyarakat, terutama anak-anak kelompok usia sekolah untuk benar-benar melakukan cuci tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir setiap hari dan seumur hidup sebagai suatu gerakan masyarakat.
Demikian sambutan Menteri Kesehatan yang dibacakan oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti pada saat membuka puncak peringatan HCTPS di Gelora Bung Karno, Jakarta. Minggu (18/4). Hadir dalam acara tersebut perwakilan WHO dan Unicef Indonesia dan 1000 peserta dari Sekolah Dasar di Jabotabek.
Prof Ghufron memaparkan pada hasil Riskesdas Tahun 2013, proporsi penduduk umur > 10 tahun yang berperilaku cuci tangan dengan benar di Indonesia telah meningkat dari 23,2% pada tahun 2007 menjadi 47,0 persen pada tahun 2013. Oleh karena itu, upaya besar perlu dilakukan dengan dukungan semua pihak agar perilaku CTPS menjadi kebiasaan sehari- hari seumur hidup.
Lebih lanjut Prof Ali Ghuforn menjelaskan, perilaku mencuci tangan yang benar adalah bila kita mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, ketika tangan kotor (setelah memegang uang, binatang, berkebun, setelah buang air besar, setelah menceboki bayi/anak),setelah menggunakan pestisida/insektisida, dan sebelum menyusui bayi.
“Cuci Tangan Pakai Sabun adalah cara yang sederhana, mudah dan murah dan bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit penyebab kematian, seperti. Diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang sering menjadi penyebab kematian anak-anak, juga penyakit Hepatitis, Typhus, dan Flu Burung” ujarnya.
Penobatan Duta Lingkungan Sehat dan Natural Leader
Pada kesempatan tersebut, Prof. Ali Ghufron menobatkan Duta Lingkungan Sehat (LS) yang merupakan siswa kelas 4 – 5 Sekolah Dasar dan Natural Leader yaitu masyarakat yang peduli dengan Sanitasi Berbasis Masyarakat.
Nama para Duta LS ialah Dhea Apriliani (Kepri), Linggar Aulya Pasha (Jateng), Ni Made Tresya Putri A (Bali), Noor Hidayain R (Sultra) dan Marco Antonio P (Papua Barat). Untuk Sementara untuk Natural Leader: Jufri Rudianto (Sumsel), Rifka Mu’minatin (Jabar), Mulyono (Kepri), Lusia Nona (NTT), Rika Rumadas (Papua Barat),
Persyaratan utama untuk menjadi Duta LS STBM adalah dokter cilik (usia diatas 10 tahun) yang telah melakukan kampanye CTPS dan atau pilar STBM lainnya dari bulan Mei-Juli 2014. Sedangkan persayaratan utama bagi duta LS STBM yang berasal dari masyarakat adalah natural leader yang telah membuat masyarakat dilingkungannya menjadi SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan).
Melalui duta LS STBM ini, memicu sanitarian dan pelaku STBM khususnya pemerintah kabupaten/kota untuk dapat melaksanakan program STBM. Anak-anak selain sebagai “agent of change” juga dapat menginspirasikan anak-anak lainnya untuk melakukan hal serupa. Selanjutnya duta LS STBM juga dapat dilibatkan dalam kampanye STBM lain baik di tingkat provinsi maupun pusat.
“Harapan saya adalah agar para Duta Lingkungan Sehat melanjutkan dan meningkatkan perannya dalam menggerakkan teman-teman dan masyarakatnya untuk melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun.”
Demikian juga kepada pada para Natural Leaders Prof Ali Ghufron berharap agar mereka meningkatkan perannya dalam menggerakkan masyarakat untuk melakukan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat – STBM, yaitu: Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah dan Pengelolaan Limbah Cair.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui hotline <kode local> 500-567; SMS 081281562620, faksimili (021) 52921669, website www.depkes.go.id.