Di sela-sela kunjungannya ke Terminal Kedaangan Bandara Soekarno Hatta, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M, angkat bicara soal hasil tes laboratorium Balitbangkes Kemenkes RI terhadap sample specimen dua pasien suspect Ebola asal Kediri dan Madiun. Menkes menyatakan bahwa kedua pasien suspect tersebut negatif Ebola.
“Sampai dengan pemeriksaan laboratorium BCL-3, setelah 48 jam, hasilnya negatif. ternyata pasien ini menderita malaria. Kedua pasien kondisinya sudah membaik”, ujar Menkes kepada sejumlah media saat ditemui di sela-sela kunjungan kerjanya untuk memantau kesiapsiagaan di pintu masuk negara, salah satunya pintu kedatangan internasional terminal 2D Bandara Soekarno Hatta, Jakarta (3/11).
Menkes melihat secara langsung cara kerja thermal scanner yang berada di jalur kedatangan internasional. Saat ini, sebanyak thermal scanner terdapat di 13 Bandara internasional di Indonesia. Selanjutnya, Menkes juga meninjau ruang wawancara yang diletakkan terpisah namun tidak jauh letaknya dari thermal scanner tersebut.
“Kalau kita lewat scanner ini dan suhu tubuh kita terlihat tinggi di atas 38,5oC, alat ini akan bunyi, dan kemudian kita akan bawa ke ruang wawancara, dan kita akan tanya-tanya riwayat mereka apakah ada kontak atau tidak dari daerah endemis. Kita lihat betul dan kalau kita sangat curiga, kita kirim untuk diobservasi”, terang Menkes.
Pada Minggu, 26 Oktober 2014, sejumlah 28 orang TKI kembali dari Liberia setelah menyelesaikan pekerjaannya. Sebagai bentuk kewaspadaan dan pencegahan terhadap penyebaran virus Ebola, sejak 6 hari sebelum kepulangan, para TKI tersebut menjalani karantina di Liberia. Begitu pula setibanya di Jakarta, mereka juga menjalani 1 hari karantina sebagai bentuk pengawasan di pintu masuk Tanah Air. Setelah 7 hari pengawasan, mereka pun melanjutkan perjalanan ke kampung halaman masing-masing. Beberapa hari selanjutnya, dua orang TKI diantaranya menderita demam, sehingga kedua pasien tersebut menjadi suspect Ebola. Mengingat pasien memiliki riwayat pulang dari daerah endemis Ebola, maka pihak RS memutuskan untuk merawat pasien di ruang isolasi.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline