Batam, 31 Mei 2015
Katarak merupakan penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Diperkirakan lebih dari 50% kebutaan disebabkan oleh katarak. Di Indonesia, diperlukan operasi katarak sekitar 240.000 orang setiap tahunnya. Rata-rata operasi katarak dilakukan terhadap 170.000 orang/tahun, itu berarti terdapat kesenjangan sekitar 70.000 orang yang belum dioperasi dan setiap tahun akan meningkat. Kesenjangan ini terkait dengan luasnya wilayah dan kondisi geografis Indonesia, masih terbatasnya jumlah dan distribusi dokter spesialis mata, dan masih rendahnya pengetahuan masyarakat terutama di daerah terpencil bahwa kebutaan karena katarak dapat disembuhkan dengan operasi.
Katarak merupakan proses degeneratif yang sangat dipengaruhi oleh faktor usia, oleh karena itu kasus ini akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah lanjut usia. Katarak juga dapat diderita oleh bayi dan anak, walaupun sangat jarang dijumpai. Pada kelompok ini disebabkan oleh proses dalam kandungan seperti infeksi dan malnutrisi selama usia anak-anak.
Dalam rangka mengurangi angka katarak, RS Awal Bros Batam, PT. Sido Muncul, dan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) menyelenggarakan bakti sosial berupa operasi katarak gratis. Menteri Kesehatan RI, Prof. Nila F. Moeloek, Sp.M(K) menyampaikan apresiasi pada kegiatan ini karena merupakan contoh kerja sama yang baik antara pihak swasta dan organisasi profesi yang mendukung program pembangunan kesehatan.
“Saya berharap kegiatan ini dapat menginspirasi lembaga dan organisasi profesi lain untuk turut mengambil peran dalam upaya-upaya pembangunan di bidang kesehatan” ujar Menkes dalam sambutannya di Batam (31/5).
Pemerintah dengan dukungan masyarakat terus berupaya mengatasi masalah kesehatan bangsa ini dengan meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu melalui penyiapan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit. Upaya ini diperkuat dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi masyarakat miskin termasuk untuk operasi katarak. Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan diselenggarakan mulai dari pelayanan kesehatan primer di Puskesmas dan pelayanan rujukan di Rumah Sakit.
Pemerintah Indonesia telah menyusun Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. Upaya ini sejalan dengan komitmen global Vision 2020 – The Right to Sight yang dicanangkan oleh WHO, bahwa setiap penduduk mempunyai hak untuk dapat melihat secara optimal pada tahun 2020. Hal ini merupakan inisiatif global dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan.
Pelaksanaan bakti sosial operasi katarak pada hari ini juga bertepatan dengan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN). Tema HLUN tahun ini adalah “Bersama Membangun Kepedulian Terhadap Lansia”. Kegiatan bakti sosial operasi katarak merupakan salah satu wujud nyata dari kepedulian terhadap lansia. Katarak dan kebutaan merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling banyak dialami oleh manusia yang dapat menurunkan kualitas hidup lanjut usia. Katarak dapat disembuhkan melalui operasi dengan biaya yang tidak terlalu mahal dan dijamin oleh BPJS Kesehatan.
Pada kesempatan ini, Menkes juga mengajak kepada jajaran kesehatan bersama seluruh komponen masyarakat termasuk LSM, organisasi profesi, swasta, dunia usaha dan lintas sektor untuk dapat melaksanakan upaya penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan secara sungguh-sungguh dan memberikan hasil nyata dalam penurunan kebutaan dan gangguan penglihatan, guna mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif dan berdaya saing.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620; faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id