Jakarta, 3 Juli 2015
Hari ini Menkes Nila F. Moeloek menyaksikan kegiatan simulasi kesiapsiagaan dan penatalaksanaan MERS-COV di Bandara Soekarno Hatta. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan penatalaksanaan terhadap risiko importasi MERS CoV yang saat ini merebak di beberapa negara Asia.
“Sangat penting bagi sektor kesehatan untuk memastikan bagaimana melakukan pencegahan serta mendeteksi sedini mungkin jika ada kasus masuk melalui pintu masuk negara,” tegas Menkes. Selain itu, kegiatan ini juga untuk melihat bagaimana RS melakukan penatalaksanaan kasus dan pengendalian infeksi serta bagaimana Dinas Kesehatan melakukan peelurusuran kontak dekat. Kegiatan ini juga penting dalam menyiapkan masyarakat menghadapi ancaman ini.
Menkes minta dukungan semua pihak untuk terus menerus mensosialisasikan dan menyampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat informasi tentang MERS CoV sehingga proses edukasi ini secara langsung menyiapkan masyarakat untuk mamahami risiko penyakit MERS-CoV.
Menkes menegaskan, pemerintah juga memberi perhatian khusus kepada kelompok masyarakat tertentu yang mempunyai risiko lebih besar untuk terinfeksi penyakit MERS-CoV, yaitu pelaku perjalanan umrah dan haji.
Jumlah jemaah umroh setiap hari rata rata 200 orang atau lebih kurang 6.000 jemaah per bulan. Jumlah ini biasanya meningkat drastis pada bulan puasa, awal Idul Fitri, pada hari hari besar keagamaan islam dan juga pada saat libur anak sekolah .
Selain itu, kelompok berisiko lainnya adalah jemaah haji yang jumlahnya tidak kurang dari 168.000. Ini belum termasuk TKI yang bekerja di luar negeri di beberapa negara terjangkit MERS-CoV seperti di jazirah Arab, Korea Selatan, Tiongkok dan Thailand.
Menkes menegaskan, upaya pencegahan dari risiko terjangkit penyakit MERS-CoV dimulai dari diri sendiri dengan cara yang sangat sederhana. “Membiasakan diri untuk cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sesering mungkin, menutup mulut dan hidung pada saat bersin dan batuk serta menggunakan masker ketika flu. Kesemuanya ini dapat dilakukan dengan pembiasaan untuk hidup bersih dan sehat,” terang Menkes.
Bandar Udara Soekarno Hatta adalah etalase Indonesia, yang menunjukkan kemampuan bangsa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya pengguna bandar udara. Pada kesempatan tersebut, Menkes mengpresiasi seluruh jajaran satuan unit kerja di bandara Soekarno Hatta yang telah membangun kerjasama guna melaksanakan kewaspadaan terhadap penyakit ini.
Dalam satu dasawarsa terakhir ini kita menghadapi lebih banyak kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat, seperti Severe Acute Respiratory Sysndromes (SARS) tahun 2002, Flu Burung tahun 2005, Pandemic Influenza H1N1 tahun 2009, kejadian penyebaran Polio 2014, kejadian Ebola tahun 2014 dan kejadian merebaknya MERS CoV di beberapa negara Asia tahun 2015. Tantangan dan risiko masuknya penyakit menular berpotensi wabah melalui pintu masuk negara cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Disini diperlukan sistem kesehatan nasional untuk mampu mencegah dan menangani kejadian serupa di masa yang akan datang. Selain itu, kapasitas dalam mencegah, mendeteksi dan merespon kejadian penyakit dilakukan sepenuhnya untuk melindungi kepentingan nasional bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari komunitas internasional maka Indonesia mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya untuk menjaga kawasan regional dan global dari penularan penyakit yang membahayakan kesehatan masyarakat.
Menkes menekankan bahwa kapasitas nasional dalam reponse MERS CoV tidak hanya di pintu masuk negara melalui bandar udara, pelabuhan dan pos lintas batas darat negara tetapi juga kemampuan rumah sakit untuk menangani MERS CoV. Di samping itu kemampuan laboratorium untuk melakukan pemeriksaan konfirmasi yang cepat juga diperhatikan, agar pasien yang kita duga (suspek) dapat dipastikan diagnosa dan dilakukan penatalaksanaan yang tepat.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.