Sebagian besar kasus Diabetes sebenarnya dapat dicegah, karena 90% kasus ini merupakan Diabetes Tipe-2 yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) pada peluncuran serta peresmian Aksi Deteksi Dini Diabetes Terintegrasi Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM) di Pasar Modern BSD Tangerang Selatan, Minggu pagi (10/04). Turut hadir pada kegiatan tersebut, Gubernur Banten, H. Rano Karno; Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM; perwakilan WHO, serta para mitra pendukung.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian Puncak Peringatan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) 2016 yang diperingati setiap tanggal 7 April. Tema HKS 2016 di tingkat global dalah “Diabetes” dengan sub tema “Diabetes Superhero”. Sementara tema nasional HKS 2016 adalah “Cegah, Obati, Lawan Diabetes”.
Dalam sambutannya, Menkes menuturkan, terdapat beberapa gaya hidup tidak sehat yang menjadi faktor risiko penyakit Diabetes, antara lain:
- Kegemukan atau Obesitas
Berat badan berlebih dan obesitas adalah salah satu faktor risiko predominan Diabetes. Peningkatan berat badan berbanding lurus dengan peningkatan Diabetes. Hasil Riskesdas (2013) memperlihatkan bahwa prevalensi berat badan berlebih atau overweight di Indonesia mencapai 13,5% dan obesitas 15,4%.
- Kurang Aktifitas Fisik
Kebiasaan tidak gemar berolah raga atau aktifitas fisik yang tidak memadai juga memperbesar kemungkinan seseorang untuk menderita Diabetes. Data Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa lebih dari seperempat penduduk Indonesia kurang beraktifitas fisik.
- Diet yang Kurang Sehat
Kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, garam, lemak jenuh dan gula, serta rendah serat juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan berlebih, sehingga meningkatkan risiko Diabetes. Riskesdas (2013) juga menyebutkan kurang dari 10% masyarakat Indonesia mengkonsumsi serat. Selain itu, data hasil Survei Diet Total (SDT, 2014) menyatakan masyarakat Indonesia cenderung mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori, garam, gula dan lemak jenuh.
- Deteksi Dini untuk Pencegahan
Seringkali penyandang Diabetes ditemukan dalam kondisi sudah lanjut dan memiliki banyak komplikasi. Padahal, jika dilakukan deteksi dini, ditemukan lebih awal, maka komplikasi dapat dicegah, sehingga penyandang Diabetes dapat tetap produktif, tidak mengalami kecacatan dan dapat hidup dengan sehat.
“Dengan memeriksakan diri secara berkala setiap bulan satu kali, maka seseorang dapat terdeteksi dini jika menderita suatu penyakit tidak menular, termasuk Diabetes, sehingga dapat segera ditanggulangi. Deteksi dini juga dapat menemukan kondisi kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi atau kegemukan, sehingga perlu disikapi dengan tepat agar tidak menimbulkan masalah kesehatan,” terang Menkes.
Menkes juga menambahkan, deteksi dini juga berfungsi sebagai kontrol, kapan masyarakat harus segera menghentikan kebiasaan berperilaku yang tidak sehat, seperti makan makanan yang tidak sehat, makan berlebihan, kurang aktivitas fisik, merokok, atau minum alkohol. Selain itu, kita juga bisa memperoleh informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Diabetes dan Upaya Pengendaliannya
Diabetes adalah suatu kondisi di mana kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi. Seperti kita ketahui sebelumnya terdapat 2 tipe Diabetes, yakni:
- Diabetes tipe 1 yang biasanya diderita sejak kanak-kanak, tidak diketahui penyebab tepatnya, dan tidak dapat dicegah. Tubuh benar-benar berhenti memproduksi insulin, karenanya penderita Diabetes tipe 1 sangat bergantung pada terapi insulin untuk kelangsungan hidup dan pemeliharaan kesehatannya.
- Diabetes tipe 2 merupakan bentuk umum dan diidap sekitar 90% penderita Diabetes di seluruh dunia.
Diabetes masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Data Riskesdas menunjukkan peningkatan prevalensi diabetes di Indonesia dari 5,7% (tahun 2007) menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta penderita (tahun 2013). Sementara itu, dataInternational Diabetes Federation (IDF, 2015) juga menyatakan bahwa estimasi penyandang Diabetes di Indonesia diperkirakan sebesar 10 juta penderita. Dan jika tidak dicegah, maka angka penyandang Diabetes diperkirakan akan meningkat menjadi 16,2 juta pada tahun 2040.
“Diabetes merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase 6,7%”, ujar Menkes.
Di Indonesia, menurut publikasi World Economic Forum (WEF) April 2015, potensi kerugian akibat PTM di Indonesia pada periode 2012-2030 diprediksi mencapai 4,47 triliun dolar, atau 5,1 kali PDB 2012. Diabetes dan komplikasinya berdampak pada pembayaran klaim yang besar atau biaya catastrophic BPJS yaitu 33% dari total pengeluaran.
Peran Puskesmas sangat penting dalam menjaga masyarakat sehat agar tetap sehat dan tidak jatuh sakit sakit. Dewasa ini, pelayanan kesehatan primer di Puskesmas semakin diperkuat dengan pendekatan integratif yang melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait, termasuk pemberdayaan masyarakat dan pendekatan Keluarga Sehat. Pendekatan Keluarga Sehat merupakan integrasi antara upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang didasari oleh data dan profil kesehatan keluarga melalui kunjungan rumah.
“Dengan pendekatan ini, upaya promotif-preventif dan deteksi dini penyakit untuk tindakan segera dapat dilakukan, sehingga jumlah kejadian penyakit menurun, jumlah orang berobat berkurang dan pembiayaan kesehatan lebih efisien. Sebab, Diabetes dan komplikasinya membawa kerugian ekonomi yang besar”, tandas Menkes.
Aksi Deteksi Dini Diabetes Terintegrasi Posbindu PTM
Kegiatan Aksi Deteksi Dini Terintegrasi Posbindu PTM dilaksanakan untuk mendorong dan memotivasi masyarakat Tangerang Selatan, khususnya pengunjung dan pedagang di Pasar Modern BSD untuk secara berkala dapat memeriksakan diri ke Posbindu PTM yang baru saja diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI. Di samping meresmikan Posyandu PTM Pasar Modern BSD, Menkes juga meluncurkan Buku Pedoman Skrining Diabetes. Guna mendukung kegiatan Deteksi Dini di Posbindu PTM, Menkes menyerahkan posbindu kit kepada perwakilan kader, serta alat pemeriksaan gula darah kepada Diabetesi, disaksikan Gubernur Banten, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, dan Kepala Dinas Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan MoU Kerjasama di Bidang Pengawasan dan Pembinaan Pedagang Pasar Aman dari Bahan Berbahaya antara Badan POM dengan Pasar Sehat.
Lebih lanjut, Menkes mengimbau para Gubernur di seluruh Indonesia untuk membentuk Posbindu untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam deteksi dini penyakit tidak menular (PTM), khususnya Diabetes.
“Diharapkan agar setiap Desa/Kelurahan sekurang-kurangnya mempunyai satu Posbindu PTM untuk melayani seluruh penduduknya”, tutur Menkes.Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan email kontak@kemkes.go.id.