Rumah sakit dapat berbuat lebih bagi kesehatan masyarakat melalui kegiatan promosi kesehatan. Promosi kesehatan di tatanan rumah sakit telah mengalami perubahan tidak hanya bentuk memberikan informasi kesehatan kepada pasien tetapi juga bagaimana rumah sakit bertanggungjawab membuat kebijakan dan sistem pelayanan yang mendukung upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan baik bagi pasien dan keluarganya, staf, masyarakat sekitar dan lingkungan.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI Nila Farid Moeloek dalam pembukaan acara join conference, yaitu Konferensi Nasional Health Promoting Hospital (HPH) dan Konferensi Asia Global Green and Healthy Hospital yang ke-3 di Yogyakarta (3/8). Hadir dalam acara ini Wakil Gubernur DI Yogyakarta, WHO Indonesia, perwakilan Dinas kesehatan, RS dan delegasi internasional Regional Asia-Pasifik.
Revitalisasi promosi kesehatan rumah sakit di Indonesia sendiri telah dimulai sejak tahun 2006. Kementerian Kesehatan menunjuk RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi dan RSUD Pasar Rebo sebagai pilot project pengembangan model promosi kesehatan rumah sakit.
Revitalisasi promosi kesehatan rumah sakit mengalami perkembangan yang signifikan setelah upaya promosi kesehatan masuk kedalam standar akreditasi rumah sakit versi 2012 maupun akreditasi rumah sakit berskala internasional/Joint Commision International (JCI), artinya promosi kesehatan merupakan bagian integral dari mutu layanan rumah sakit.
“Rumah sakit sebagai promotor kesehatan akan menjembatani kebutuhan pasien selama di rawat dengan ketika kembali ke masyarakat”, ujar Menkes.
Kementerian telah menetapkan visi 2019 masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan yang ditandai dengan meningkatnya status kesehatan masyarakat, meningkatnya responsiveness dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial dibidang kesehatan.
Di era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini sudah seharusnya upaya promosi kesehatan dilakukan secara berkesinambungan. Sebagai contoh, intervensi promosi kesehatan yang dilakukan dapat menurunkan kasus readmission atau kejadian pasien yang dirawat kembali di rumah sakit. Readmission merupakan salah satu indikator mutu pelayanan di rumah sakit. Oleh karena itu, promosi kesehatan dalam hal ini dapat menjadi solusi dengan intervensi promosi kesehatan melalui penguatan pendidikan pasien dan keluarga hingga terberdayakan yang dapat menurunkan readmission rate di rumah sakit.
“Diharapkan melalui konferensi ini dapat meningkatkan komitmen direktur rumah sakit di Indonesia dalam mewujudkan rumah sakit berbasis promosi kesehatan, yang tercermin dari struktur bangunan rumah sakit, struktur organisasi, pasien, keluarga pasien bahkan masyarakat yang sehat”, ujar Menkes.
Menkes juga mengungkapkan, bahwa rumah sakit yang melakukan promosi kesehatan akan lebih tumbuh dan berkembang dan peka, cepat tanggap (pro aktif) terhadap perubahan diantaranya yang menjadi issue utama dunia yaitu perubahan iklim (climate change). Perubahan iklim memberikan dampak pada semua hal termasuk pada sektor kesehatan terutama menjadi beban lebih pada negara berkembang. Bahaya perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Oleh karena itu, peran rumah sakit dan pelayanan kesehatan harus merespon pontensi-potensi pengaruh perubahan iklim tersebut terhadap kesehatan dengan meningkatkan kesadaran dampak pelayanan rumah sakit terhadap lingkungan sekitar dan ini merupakan salah satu ciri dari rumah sakit yang mempromosikan kesehatan.
Diharapkan pelaksanaan konferensi nasional Health Promoting Hospital dan Asia Conference on Global Green and Healthy Hospital mampu menguatkan komitmen direktur rumah sakit di Indonesia dalam mewujudkan rumah sakit berbasis promosi kesehatan, serta meningkatkan peran rumah sakit dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Selanjutnya, dengan konferensi ini diharapkan mampu menguatkan peran promosi kesehatan rumah sakit untuk mewujudkan Indonesia Sehat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.