Pasca dilakukan operasi pemisahan, bayi kembar siam asal Bengkulu, Safira dan Saqira ada dalam kondisi baik dan dinyatakan pulih oleh tim dokter RSCM. Setelah lebih dari sebulan melewati fase pemulihan di ruang ICU Anak, keduanya sudah diperbolehkan pulang untuk selanjutnya menjalani rawat jalan.
“Hari ini tim memutuskan keduanya dapat pulang dan berobat jalan”, tutur Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FK UI, Dr. dr. Aryono Hendarto, Sp.A(K) kepada sejumlah media di RSCM Kiara, Jakarta Pusat, Jumat (19/8).
Bayi kembar siam Safira dan Saqira mengalami penyatuan di bagian perut (conjoined twin omphalophagus) dan menjalani operasi pemisahan pada Kamis, 21 Juli 2016. Operasi berlangsung selama 4 jam 10 menit dalam tiga tahap, yaitu pemisahan pembuluh darah vena porta dan hati oleh tim bedah anak dan rekonstruksi menutup lapisan kulit perut oleh tim bedah plastic.
“Tidak ada operasi pemisahan kembar siam yang mudah untuk dilakukan. Alhamdulillah operasi kali ini berhasil dan keduanya dalam kondisi baik. Secara fisik sehat, namun masih harus kita lakukan pemantauan tumbuh kembangnya”, tandas dr. Aryono.
Salah satu anggota tim dokter dari Departemen Bedah Anak, dr. Ahmad Yani, Sp.B, Sp.BA, menambahkan bahwa pada hari kelima pasca operasi Saqira sebenarnya sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa, namun karena ditemukan masalah pada usus saudara kembarnya, Safira. Keduanya tetap dirawat di ruang ICU untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Pada awal post operasi Bayi Safira tidak bisa buang air besar, kita duga ada hambatan gerakan usus, lalu dilakukan tindakan koreksi ternyata ada malrotasi. Normalnya, usus berputar 270 derajat, pada anak ini hanya 90-180 derajat, tidak sempurna, sehingga volvulus dan mengakibatkan Safira sering muntah dan tidak bisa buang air besar”, terang dr. Ahmad Yani.
Menjawab pertanyaan media seputar penyebab kembar siam, hingga saat ini meskipun kelainan kembar siam pada bayi banyak terjadi namun belum dapat diketahui faktor penyebabnya secara pasti.
“Kembar siam ada dua kategori, sempurna dan tidak sempurna. Penyebab kembar siam, kemungkinan adalah saat terjadinya pembuahan oleh dua buah sperma saat sel telur belum terbelah secara sempurna. Namun faktor-faktor pencetusnya belum dapat diketahui secara pasti dan masih diteliti hingga saat ini”, jelas dr. Ahmad Yani.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor 1500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan email kontak@depkes.go.id.