Penyakit HIV/AIDS masih menjadi suatu permasalahan di Indonesia dimana banyak penderitanya tidak mengetahui sejak dini bahwa mereka telah terinfeksi. Selain itu banyak masyarakat yang enggan melakukan Tes HIV/AIDS karena alasan malas dan takut terhadap stigma di masyarakat terhadap para penderita HIV.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, menyatakan orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS hanya bisa bertahan hidup bila diberikan obat yaitu berupa obat antiretroviral (ARV) .
“Jadi sekalinya kita terinfeksi, kita akan minum obat seumur hidup. Hingga saat ini obat yang ada baru untuk obat yang diminum seumur hidup”, ujar Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc saat ditemui di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 1 Desember 2016 dalam acara peringatan hari AIDS sedunia.
dr. Jane mengatakan untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi atau tidak oleh HIV hanya bisa dilakukan dengan pemeriksaan berupa tes HIV. Namun, yang menjadi permasalahan banyak masyarakat yang belum sadar untuk melakukan pemeriksaan atau tes bahkan masyarakat yang sudah sadar pun belum semuanya mau melakukan tes.
Oleh karena itu, dr. Jane mengapresiasi Institusi TNI karena menerapkan aturan pemeriksaan HIV untuk semua anggotanya sehingga bisa melakukan pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS dilingkungan TNI.
“Yang jadi masalah bagaimana caranya agar orang-orang mau melakukan pemeriksaan HIV/AIDS. Di institusi TNI, dibuat bahwa pemeriksaan HIV/AIDS itu mandatory atau wajib, mudah2an melalui TNI, Jakarta Utara semua orangnya bisa terdeteksi, kalau sudah ditemukan yang sakit bisa diobati. Kalau sudah diobati tak akan menular lagi”, tutur dr. Jane.
Masyarakat sebetulnya tidak perlu takut untuk melakukan tes HIV/AIDS. Apabila ada orang yang ditemukan terdeteksi positif mengidap HIV, pemerintah telah menyediakan obat secara gratis seumur hidup. Dengan meminum obat penderita dapat beraktivitas seperti orang normal, seperti tetap bisa bekerja, olahraga, dan kegiatan lainnya.
dr. Jane menambahkan Di negara yg maju seperti Amerika, Australia, bahkan Thailand, Orangnya Dengan Infeksi HIV/AIDS (ODHA) mereka tidak menutupi jati dirinya. Sehingga pemerintah mendorong penderita untuk meminum obat, jangan sampai orang dengan ODHA ini hidup tidak normal.
“Saya ODHA, emang kenapa? Saya minum obat, saya tidak menularkan dan saya berprestasi”, imbuhnya.
Dia mencontohkan, untuk kasus di Thailand sendiri angka Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), berhasil mencapai angka 0 atau tidak ada yang terjangkit. Hal ini menurutnya karena masyarakat dari Thailand sendiri telah sadar dan berinisiatif untuk memeriksakan diri sehingga mereka mau diperiksa.
Acara peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2016 di Komando lintas Milter (Kolinlamil) Tanjung Priok diisi dengan kegiatan senam bersama yang dilakukan oleh 200 peserta terdiri dari unsur TNI AL dan masyarakat umum, Penandatanganan MOU komitmen bersama antara TNI AL dan Pokja HIV AIDS dalam rangka penanggulangan HIV AIDS, dan kegiatan pemeriksaan HIV/AIDS.
Untuk pemeriksaan HIV/AIDS dikawasan Pelabuhan Tanjung Priok sendiri, telah melebihi ekspektasi dimana ditargetkan 1800 masyarakat yang dilakukan pemeriksaan kini telah ada 2500 masyarakat yang telah memeriksakan diri.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.