Sampai tahun 2016, program Nusantara Sehat (NS) telah menempatkan 1.421 tenaga kesehatan di 251 Puskesmas di seluruh penjuru negeri. Tahun 2016, sebanyak 630 tenaga kesehatan ditempatkan di 70 Puskesmas pada Mei 2016, dan 540 tenaga kesehatan ditempatkan di 60 Puskesmas lainnya pada Oktober 2016. Tim ini bertugas di masing-masing Puskesmas selama 2 (dua) tahun.
Setelah bertugas dalam 2 tahun pertama melakukan intervensi terhadap pelayanan kesehatan primer di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan terluar (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK), hari ini Kemenkes RI mamaparkan laporan publik Program Nusantara Sehat yang komprehensif mengenai capaian program sekaligus menyajikan potret yang terjadi di lapangan. Data-data hasil temuan tersebut menggambarkan kondisi permasalahan dan penanganan yang dilakukan oleh tim NS, sehingga tergambar dengan jelas dampak intervensi di lapangan selama penugasan mereka di tahun 2015 hingga 2016.
Hasil temuan tersebut dipaparkan dalam temu media bersama Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, drg. Usman Sumantri, M.Sc dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Siswanto, MHP, DTM dan Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan SDGs, Kementerian Kesehatan RI, Diah S Saminarsih.
Sejak diluncurkan oleh Kemenkes pada tahun 2015, program Nusantara Sehat telah memperlihatkan dampak positif terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di daerah. Permasalahan kesehatan yang terjadi di daerah pinggiran, seperti kekurangan gizi, penyakit menular, pola hidup sehat, serta minimnya pelayanan medis menjadi fokus utama pelaksanaan program ini. dr. Siswanto, MHP, DTM memaparkan, “Penguatan pelayanan kesehatan primer adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan layanan kesehatan dan melakukan upaya preventif melalui pendidikan kesehatan, konseling, serta skrining (penapisan).”
“Secara umum, hasil capaian tim Nusantara Sehat menunjukkan terjadinya peningkatan pada kesehatan masyarakat di berbagai bidang di masing-masing daerah. Misalnya, angka kasus diare yang turun hingga 80% di Puskesmas Empanang, Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), terdatanya jumlah penderita kusta dan terjadi peningkatan kepatuhan meminum obat yang mencapai 89,47% di Puskesmas Morotai, Maluku Utara (Maluku),” imbuhnya.
Selain memperkuat layanan kesehatan primer melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar di DPTK dan DBK; Program Nusantara Sehat juga bertujuan menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakkan pemberdayaan masyarakat, dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terpadu, serta meningkatkan retensi tenaga kesehatan. “Temuan menarik lainnya adalah bahwa selama dua tahun pertama, tim Nusantara Sehat berhasil mengidentifikasi permasalahan kesehatan di masing-masing daerah dan melakukan penguatan tenaga kesehatan di Puskesmas setempat, sehingga dapat melakukan penanganan sesuai kebutuhan masyarakat,” jelas drg. Usman Sumantri, M.Sc. “Misalnya, pembinaan pengolahan limbah medis, manajemen pelayanan kesehatan yang lebih terstruktur, dan pelatihan medis bagi sebagian besar kader posyandu yang dilakukan di beberapa Puskesmas di Kalimantan Barat, Maluku Barat Daya, Maluku Utara, dan Papua,” tambah drg. Usman.
Kunci pembangunan yang penting adalah kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak baik kesehatan maupun non-kesehatan. “Perbaikan layanan publik membutuhkan pengawalan dan dorongan dari masyarakat. Nusantara Sehat merupakan program yang berkontribusi nyata pada prioritas pembangunan dari pinggiran di Indonesia. Kami mengajak publik untuk terus mendukung program ini sehingga terus berjuang dalam menyehatkan masyarakat Indonesia,” tutup Diah Saminarsih.
Tentang Nusantara Sehat
Nusantara Sehat merupakan sebuah upaya peningkatan dan penguatan akses pelayanan kesehatan di daerah, yang mencakup upaya preventif, promotif, dan kuratif. Sekelompok pemuda pemudi yang terdiri dari lima sampai sembilan orang dengan profesi kesehatan, seperti dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian; ditempatkan sebagai tim untuk bekerja sama mengidentifikasi permasalahan kesehatan di daerah penugasan masing-masing. Tujuannya adalah agar mereka mampu menghasilkan inovasi yang berdampak bagi peningkatan pelayanan kesehatan di tingkat dasar secara nyata bagi masyarakat.
Nusantara Sehat adalah program yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI dalam upaya perwujudan fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI, yaitu penguatan pelayanan kesehatan primer. Program ini dirancang untuk mendukung pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan oleh pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Dibentuk tahun 2015, program ini telah menjadi wadah bagi profesional kesehatan untuk memperkuat akses dan meningkatkan pelayanan kesehatan primer di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan terluar (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK) di Indonesia. Kementerian Kesehatan senantiasa mendorong seluruh tenaga kesehatan profesional untuk ikut serta dalam program Nusantara Sehat dengan mendaftarkan diri melalui situs resmi Nusantara Sehat: www.nusantarasehat.kemkes.go.id.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Oscar Primadi