Bengkulu, 13 Mei 2017
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu H. Herwan Antoni, SKM. Mkes, MM mengatakan pembangunan kesehatan di Bengkulu pada periode waktu ke waktu sudah mengalami perbaikan dan berhasil menurunkan berbagai indikator, terutama terkait derajat kesehatan masyarakat.
“Kita sudah bisa menurunkan angka kematian ibu (AKI) yang saat ini sudah pada posi 120/100 ribu penduduk. Sedangkan target nasional adalah 228/100 ribu penduduk dan angka nasional kita 359/100 ribu penduduk. Tapi kita masih di bawah terget MDGs,” kata Herwan pada Rakerkesda Bengkulu 2017, di Hotel Grage Horison Bengkulu, Sabtu (13/5).
Penurunan tersebut diiringi pula dengan menurunnya prevalensi gizi kurang dan buruk dan menurunkan berbagai indikator prioritas terutama seperti malaria. Mereka berhasil menurunkan rata-rata di bawah 1/1000 penduduka, artinya sudah ada 7 kabupaten yang sudah eliminasi malaria.
Kondisinya saat ini, penyakit menular mulai menurun sementara penyakit tidak menular mulai meningkat, seperti stroke dan kanker serviks. Selain itu, Herwan mengaku stunting masih menjadi masalah di Bengkulu.
“Kita masih bermasalah stunting, kita berada di posisi 21%. Ini menjadi tantangan. Masalah penyakit untuk saat ini terjadi transisi bukan hanya di tingkat nasional, tapi juga di tingkat kabupaten/kota,” kata Herwan.
Langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, lanjut Herwan, akan diupayakan melalui gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) dan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
“Kita upayakan melalui germas yang tadi sudah dilakukan deklarasi, kita ingin instruksi presiden nomor 1/2017 segera kita implementasikan. PIS-PK ini adalah suatu upaya yang dilakukan rumah tangga bagaimana program kesehatan bisa berintegrasi agar masalah kesehatan terselesaikan, dan ada beberapa kabupaten sudah mulai dan kita sudah pelatihan di 46 puskesmas. Terget kita semua puskesmas di Bengkulu Tahun 2018,” tambah Herwan.
Sebelumnya, pada Rakerkesda tersebut telah dilakukan penandatanganan deklarasi Germas oleh bupati/walikota se-Bengkulu. Terdapat lima komitmen Germas yang dinyatakan, yakni, pertama, menyediakan dan mengembangkan sarana fisik, ruang terbuka hijau publik, sarana bebas kendaraan bermotor, jalur sepeda, dan jalur pejalan kaki yang representatif dan aman. Kedua, melaksanakan kegiatan pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayur dan buah. Ketiga, melaksanakan kebijakan tanpa rokok (KTR). Keempat, melaksanakan kegiatan yang mendukung Germas yang didasarkan pada kebijakan daerah. Kelima, melaporkan pelaksanaan Germas kepada Gubernur Bengkulu.
Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K). Berpesan bahwa untuk pengendalian penyakit tidak menular agar dilakukan dengan pendekatan keluarga.
“Penyakit TM ini sebenarnya bisa dicegah, yakni dengan berbasis pendekatan keluarga itu adalah tugas atau petajaman yang ditetapkan oleh Kemenekes. Kami minta kepada petugas Puskesmas hendaknya mendatangi keluarga, kita ingin tahu, kita ingin melihat keluarga tersebut,” kata Menkes Nila Moeloek.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013