Pemerintah Indonesia bertekad mewujudkan İndonesia Bebas dari penyakit Kaki Gajah atau Filariasis pada tahun 2020. Upaya pengendalian Kaki Gajah di Indonesia dimulai sejak 45 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1970.
Sejak tahun 2002, Indonesia telah memulai tahap akselerasi untuk mempercepat pencapaian pengendalian Filariasis di Indonesia, salah satu upayanya melalui pemberian obat pencegahan massal (POPM) untuk memutus mata rantai penularan Filariasis.
Tahun ini, kegiatan POPM akan dimulai 7 Oktober mendatang dan dilaksanakan di 150 Kabupaten/Kota di Indonesia dnegan target penduduk yang minum obat sebanyak 34,1 juta jiwa.
Pada kegiatan temu media mengenai Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) di Kantor Kementerian Kesehatan, Senin siang (2/10), Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. H. M. Subuh, MPPM, menyatakan bahwa POPM ini sangat penting dilaksanakan oleh setiap orang di wilayah yang menjadi sasaran, karena POPM bersifat perlindungan perorangan.
“Obat ini sifatnya perlindungan perseorangan, karena itu tidak ada kata lain selain harus dapat (obat). Makanya, kesadaran masyarakat itu yang paling utama. Bila daerahnya ada pemberian program pemberian obat pencegahan massal, silahkan diminum”, tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota Komite Pengobatan Filariasis, Prof. dr. Agnes Kurniawan, Sp.Park, PhD, yang menyatakan bahwa obat filariasis yang nantinya akan dibagikan secara massal memiliki manfaat yang sangat besar dan efek samping yang minimal.
“Dengan kita meminum obat ini, dapat mencegah agar tidak terkena penyakit Filariasis, bagi penderita juga sangat penting karena obat tersebut dapat ,mencegah agar tidak menjadi kronis”, terang Prof. Agnes.
Pada kesempatan tersebeut, Prof. Agnes juga berpesan agar masyarakat tidak ragu untuk minum obat, melakukan deteksi dini bila merasakan gejala dan tidak lupa senantiasa memelihara kebersihan diri dan lingkungan.
“Obat itu sudah disediakan oleh pemerintah. Jangan mentang-mentang kita merasa tidak ada gejala, lalu tidak mau meminum obatnya. Itu ada manfaatnya. Siapa tau ada infeksi cacing usus misalnya, obat itu bagus bisa mencegah pankreatitis karena Ascaris, misalnya. Itu slah satu manfaatnya”.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH