Jakarta, 26 Oktober 2017
Dengan mengusung semangat preventif-promotif, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dan EAT akan berkolaborasi menyelenggarakan forum internasional yaitu Asia Pacific Food Forum atau Forum Pangan Asia Pasifik. Ini merupakan forum pertama yang diselenggarakan di kawasan regional Asia Pasifik dalam periode Sepuluh Tahun Aksi PBB untuk Nutrisi (2016-2025).
Seperti kita ketahui, Asia Pasifik merupakan kawasan yang memiliki penduduk terbanyak di Dunia. Sementara Indonesia, merupakan salah satu negara dengan populasi terpadat di kawasan tersebut.
Forum yang akan mempertemukan semua stakeholders di bidang kesehatan, lingkungan hidup dan sistem pangan seperti pemerintah, akademisi/ilmuwan, NGOs, politisi, dan pelaku bisnis dari berbagai negara ini akan dilaksanakan di Jakarta, Indonesia, pada 30-31 Oktober 2017.
Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, menyatakan bahwa populasi penduduk dunia terus bertambah berbanding lurus dengan pertambahan kebutuhan pangannya juga yang terus meningkat. Dalam keterangannya pada Temu Media di kantor Kementerian Kesehatan Jakarta, Kamis pagi (26/10), Menkes menekankan pentingnya para pemangku kepentingan dan pemerintah dari berbagai negara di dunia untuk bersama-sama mencari jalan keluar terhadap ancaman ketahanan pangan di tengah meningkatnya populasi penduduk.
“Manusia yang begitu banyak, tapi lahan yang akan digunakan untuk ketahanan pangan berkurang, ditambah dengan perubahan iklim, tentu kita harus berpikir lebih antisipatif ke depan”, tutur Menkes.
Menkes mengutarakan, tiga permasalahan pangan yang sering dibicarakan di tingkat global, antara lain adalah food security, obesity dan food-waste (makanan yang dibuang-buang). Sementara itu, Indonesia mengalami double burden yakni masih ditemukannya permasalahan malnutrition dan stunting di samping permasalahan obesitas dan food-waste yang juga mulai mengemuka.
“Karena itu, kita mencoba menyatukan pemikiran mengenai ketahanan pangan. Tidak hanya berpikir untuk barat ke timur, utara ke selatan, tetapi kita berpikir ketahanan pangan secara global”, tutur Menkes.
Pada akhirnya, pada kesempatan tersebut, Menkes juga berpesan untuk berfokus pada perubahan baik di tingkat individu masyarakat bahkan hingga industri untuk selalu berfokus untuk menghasilkan dna mengonsumsi makanan yang sehat.
“Mengubah pola makan ke makanan sehat ini merupakan tugas Kementerian Kesehatan. Masyarakat harus mengkonsumsi pangan yang sehat, demi sumber daya manusia yang lebih baik”, tandas Menkes.
Ditambahkan oleh Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan Sustainable Develompent Goals (SDGs), Diah Satyani Saminarsih, menyatakan bahwa Forum Pangan Asia Pasifik ini bersifat informal dan bukan untuk menghasilkan sebuah komitmen/kesepakatan bersama atau sebuah kebijakan sebagai hasil akhir. Namun, setiap negara akan menindaklanjuti hal-hal yang dibahas dalam forum dengan melakukan aksi nyata dan melaporkannya pada forum selanjutnya, dua tahun kemudian.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH