23 Januari 2018
Saat ini mayoritas pasien campak dan gizi buruk yang dirawat di RSUD Agats kondisinya membaik. Dokter dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Fathy Zuandi Pohan mengatakan tenaga kesehatan harus tetap waspada terkait bertambahnya pasien campak dan gizi buruk.
“Sebagian besar pasien campak dan gizi buruk memang membaik kondisinya. Namun itu kembali lagi kepada pola hidup di lingkungannya,” kata dokter Fathy di Agats, Selasa (23/1).
Membaiknya kondisi pasien itu dilihat dari beberapa faktor, yakni keadaan umum, keluhan berkurang, asupan makan dan minum, kenaikan berat badan, dll.
“Kalau diperhatikan memang respon perbaikan gizinya itu cepat, bahkan dalam 7 hari bisa berubah menjadi gizi kurang padahal 5 sampai 7 hari itu kan proses stabilisasi,” ungkap dokter Fathy.
Asupan makanan yang diberikan kepada pasien dengan gizi buruk di RSUD Agats ini berupa susu dengan formulasi khusus, yakni susu formula ditambah gula. Tujuannya memberikan kalori untuk tumbuh kejar.
Diberikan pula antibiotik pada penderita gizi buruk dengan infeksi, dan vitamin A, serta asam folat. Pemantauan kenaikan berat badan pun dilakukan setiap pagi, siang dan sore.
Imunisasi menjadi satu-satunya cara efektif mencegah campak. Mengingat kondisi geografis dan jarak di Papua sulit, para tenaga kesehatan dituntut lebih kuat dalam memperluas cakupan imunisasi di pelosok daerah.
Dokter Fathy mengatakan masyarakat di pelosok daerah pun harus menyambut baik atas usaha tenaga kesehatan dengan memahami pentingnya imunisasi untuk anak. Lebih jauh dari itu, lanjut dokter Fathy, masyarakat bisa mengubah pola hidup dengan memperhatikan kesehatan keluarga dan lingkungan.
“Karena yang menjadi penyebab gizi buruk dan campak itu ada banyak faktornya, seperti pola makan, tidak PHBS, dan tidak menjaga kebersihan lingkungan. Bahkan bisa saja pasien yang tadinya dinyatakan sembuh dan bisa pulang, beberapa waktu kemudian dia balik lagi dengan penyakit yang sama,” kata dr. Fathy, SpA.
Pernah ada pengalaman beberapa kasus, dokter Fathy mengatakan ada 2 kasus yang baru dia lihat. Saat itu kondisi pasien gizi buruk sudah bagus dan diperbolehkan pulang, tetapi beberapa waktu kemudian pasien tersebut kembali lagi dengan masalah yang sama.
“Karena tadi, gizi buruk bukan hanya soal makan. Pasien sudah kembali ke kampung, tapi balik lagi ke rumah sakit dengan gizi buruk. Karena orang tuanya tidak memberi pola makan yang benar dan lingkungannya tidak bersih,” kata dokter Fathy.
Di samping itu, jumlah pasien yang sudah diizinkan pulang sampai saat ini masih dalam proses pendataan. Namun demikian, dokter Fathy menekankan jangan sampai pasien yang sudah pulang kembali lagi ke RSUD dengan penyakit yang sama, dan mudah-mudahan itu tidak muncul lagi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (De)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013