Lombok, 31 Juli 2018
Ada dua hal yang menjadi tanggung jawab besar jajaran kesehatan saat terjadi kedaruratan, terutama bencana alam, yakni kecepatan dalam menolong korban dan mengatasi masalah kesehatan di pengungsian.
“Pertama, kita harus cepat tanggap menolong para korban. Kedua, kita harus mencegah sekaligus mengatasi permasalahan kesehatan di pengungsian, mulai daei mendirikan pos kesehatan, mengatur dapur umum, dan mengingatkan agar tetap menjaga kesehatan”, tutur Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek, saat meninjau secara langsung Pos Kesehatan di Pengungsian Desa Madain dan RSUD Selong Kab. Lombok Timur, Selasa pagi (31/7).
Bukan hanya para korban meninggal dan luka-luka, Menkes menekankan bahwa pengungsian juga merupakan sasaran yang tidak mungkin luput dari perhatian jajaran kesehatan.
“Tentu tugas kami untuk menolong para korban, tetapi para pengungsi ini juga berisiko terkena gangguan kesehatan karena mereka tidak tinggal di dalam rumah sehingga kita dirikan posko kesehatan di pengungsian”, imbu Menkes.
Didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, Asrul Sani, Menkes lalu memantau ketersediaan air bersih dan kebersihan lingkungan dan akan mengkoordinasikan bila terjadi kekurangan.
“Kekurangan air bersih bisa gangguan kesehatan, jangan sampai terjadi Diare atau gangguan penyakit lain di sana (pengungsian). Maka kita perlu koordinasi lintas sektor”, kata Menkes.
Karena itu, Menkes mengapresiasi koordinasi lintas sektor di bawah Komando Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar setiap Kementerian dapat berkontribusi maksimal sesuai dengan bidang dan porsi masing-masing.
Beberapa hal yang diapresiasi Menkes, antara lain telah disediakannya tangki air, toilet mobile dan tenda keluarga dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
“Tadi kami juga melihat namanya tenda keluarga. Rumah itu kan tidak bisa dibangun dalam satu malam. Dengab adanya tenda ini kan mereka masih bisa tinggal di sana selama rumah mereka belum dapat didirikan, sehingga masih bisa memanfaatkan air dari toilet rumah mereka, itu cukup membantu sebenarnya dan rasa kekeluargaan masih terjaga”, terang Menkes.
Secar khusus para pengungsi yang memiliki penyakit kronis (seperti hipertensi dan diabetes mellitus), Menkes mengingatkan agar tetap menjaga dan memeriksakan tekanan dan gula darahnya agar tetap terkendali.
Selain itu kepada Camat setempat, Menkes juga berpesan agar para pengungsi diberi aktivitas yang dapat mereduksi stres dan trauma yang dialami.
“Salah satu contohnya, dapur bersama mungkin sebaiknya tidak disatukan, tetapi dibuat berkelompok-kelompok agar bisa saling bercerita, bisa aktif dan sedikit melupakan trauma-trauma yang dialami”, tandas Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM