Lombok, 9 Agustus 2018
Gempa berkekuatan 7 SR telah mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lokasi dengan kerusakan terparah ada di Kabupaten Lombok Utara.
Akibat gempa tersebut, banyak korban yang terluka dan dirawat di RSUD Tanjung. Sayangnya, RSUD tersebut mengalami kerusakan parah dan tidak bisa digunakan.
Para korban akhirnya dirawat di luar rumah sakit beratap tenda. Mereka dibagi ke dalam 3 kategori, yakni kategori Hijau, Kuning, dan Merah untuk menunjukkan tingkat keparahan luka korban.
Gempa kecil kerap terjadi dan membuat panik banyak pasien, karena mereka khawatir gempa berkekuatan besar bisa saja terjadi secara tiba-tiba. Tri Adam Prajawan, seorang perawat mengaku sering terjadi gempa di sana walaupun berkekuatan kecil tapi membuat panik banyak orang.
“Yang terakhir barusan, gempa 6,2 SR. Semua pasien panik di sini,” kata Tri saat merawat pasien, Kamis (9/8).
Tri bertugas sejak malam pasca kejadian gempa berkekuatan 7 SR, Minggu (5/8). Rasa takut kerap mengiringi Tri saat bertugas merawat para korban.
“Rasa takut pasti ada, tapi untuk membantu masyarakat, kita coba hilangkan sendiri,” jelas Tri.
Ia menjelaskan untuk menghilangkan rasa takut karena gempa, dirinya sering bercanda dengan teman-teman nya saat istirahat.
“Untuk mengatasi rasa takut, duduk bersama teman-teman dan bercanda,” kata Tri.
Selain Tri, pasien pun sering ketakutan apalagi setelah ada gempa walaupun berkekuatan kecil. Tri dan teman-teman perawat lainnya selain melakukan perawatan kepada pasien, juga memberikan motivasi agar tidak trauma berkepanjangan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM