Lombok, 8 Agustus 2018
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, melalui RSUD Kota Mataram telah menurunkan 5 unit ambulans roda 2 Public Safety Center (PSC) 119.
Tujuannya untuk menjangkau warga korban gempa yang ada di gang-gang dusun. Kalau ditemukan emergency pada korban, maka akan langsung dirujuk ke RSUD Kota Mataram menggunakan ambulans roda 4.
Ambulan roda 2 ini beroperasi sejak gempa pertama pada Minggu (29/7). Lokasi terparah gempa tersebut ada di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara.
Pengemudi ambulans roda 2 Wahyu Gibaldi mengatakan tim ambulans roda 2 PSC sudah siaga di 6 jam pertama pada gempa pertama 6,4 SR.
“Kita di 6 jam pertama sudah siaga pada gempa pertama. Mobilisasi patroli ambulans roda 2 PSC 119 di Desa Belanting, Desa Obel-obel, Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur,” kata Wahyu saat bersiaga di Posko Bencana, Kabupaten Lombok Utara, Rabu (8/8).
Patroli dilakukan selama 24 jam. Wahyu menceritakan sempat pada pukul 01.00 WITA dirinya menerima kabar ada pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani, Desa Sembalun. Pada saat itu juga Tim PSC segera diperintahkan untuk berkoordinasi dengan para medis RSUD Kota Mataram dan tim dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
Saat itu dibentuklah 1 tim untuk mengobati dan mengevakuasi korban. Tim tersebut mulai mendaki sekitar pukul 09.00 WITA dan berhasil mengevakuasi pendaki sekitar pukul 15.00 WITA.
Tim PSC disiagakan di posko utama di Kantor Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur.
Di posko itu dibuatkan mini IGD yang di dalamnya ada kategori pasien warna hijau, kuning, dan merah. Kategori hijau menandakan pasien dengan luka ringan dan tidak perlu rawat jalan, kategori kuning adalah pasien dengan luka ringan namun membutuhkan perawatan intensif, sementara kategori merah adalah pasien dengan kondisi kritis.
“Tim PSC 119 ini disiagakan untuk pasien kategori merah. Mulai dari membantu evakuasi hingga pengobatan korban,” ucap Wahyu.
Selain patroli, Wahyu dan Tim juga memberikan pelayanan medis bagi korban bencana dan memberikan obat-obatan.
“Orang di Sembalun itu tidak mau ke Posko Kesehatan, jadi kita yang datang ke mereka,” kata Wahyu.
Alasan tidak mau ke Posko Kesehatan karena warga memiliki hewan ternak di sana, sehingga mereka enggan untuk meninggalkannya. Warga di sana, tambah Wahyu, selain khawatir terjadi gempa, mereka juga khawatir hewan ternaknya dijarah karena sudah banyak kasus seperti itu.
Pada kejadian gempa 7 SR, tim nya sudah menyisir desa di sepanjang jalur dari RSUD Kota Mataram ke Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM