Donggala, 1 Oktober 2018
Afrida (17) korban gempa di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, tertimbun reruntuhan bangunan Rumah Makan Dunia Baru selama 2 hari. Beruntung saat itu ia berhasil diselamatkan oleh tenaga kesehatan bersama tim Basarnas.
Mulanya, tim kesehatan diinformasikan oleh tim Basarnas bahwa ada korban yang tidak lain adalah Ida tertimpa reruntuhan. Tim kesehatan yang saat itu terdiri dari tim 119, seorang dokter spesialis orthopaedi, 2 orang dokter anestesi, dan Basarnas langsung mengevakuasi Afrida dari reruntuhan.
Ida berhasil diselamatkan. Saat dibaringkan di dekat reruntuhan, penanganan korban langsung diambil alih oleh dokter dan sejumlah perawat gabungan untuk dilakukan tindakan operasi.
Dokter Spesialis Anestesi, Pandi mengatakan, jadi bersama tim 119 gabungan dan berkoordinasi dengan dokter spesialis orthopaedi dan Persatuan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif (Perdatin) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat terkait bagaimana melakukan pembiusan dan amputasi di bawah reruntuhan.
“Akhirnya diputuskan melakukan amputasi dan langsung segera dibawa ke RS Undata utuk operasi lebih lanjut,” jelas dr. Pandi.
Tindakan operasi itu dinilai Pandi sangat berisiko, namun demi menyelamatkan pasien tindakan itu harus dilakukan sebatas amputasi lalu evakuasi langsung dibawa ke rumah sakit.
“Berkat doa bersama dan kordinasi skenario yang harus dilakukan, Alhamdulillah korban bisa di evakuasi. Tadi pagi sebelum kami turun menyisir desa-desa, kami sempat mampir dan melihat pasien (Ida) sudah sadar penuh dan dalam perawatan,” ucap dr. Pandi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM