Jakarta, 14 Februari 2020
Pembangunan kesehatan mengedepankan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Hal ini dapat dicapai dengan cara meningkatkan kondisi kesehatan. Dalam upaya untuk mencapai kondisi kesehatan yang optimal diperlukan daya tahan tubuh yang baik sehingga tubuh menjadi bugar dan tidak mudah terserang penyakit.
Dari masa ke masa bangsa Indonesia sudah mengenal bagaimana cara untuk menjaga kebugaran tubuh. Salah satunya , yaitu dengan memanfaatkan ramuan tradisional yang berasal dari tanaman obat asli Indonesia dan dimasyarakat biasa disebut JAMU.
Jamu digunakan untuk pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, pemulihan, kebugaran bahkan kecantikan. Saat ini, perkembangan dalam dunia pengobatan telah mencapai pada cara pemahaman baru yang meyakini bahwa semua yang berasal dari alam akan memberikan manfaat yang lebih baik bagi kesehatan dari pada produk kimiawi atau sintesa (back to nature). Dunia saat ini sedang berlomba-lomba meningkatkan pemahaman dan pengetahuan (race of knowledge) terkait pemanfaatan tanaman obat, sampai ke hasil akhir berupa obat dan produk-produk herbal.
Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) yang dilaksanakan oleh Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, telah menghasilkan database pengetahuan etnofarmakologi berupa informasi ramuan obat tradisional sebanyak 33.000 ramuan yang secara empiris terbukti mampu menjaga kesehatan masyarakat, yang terdiri dari 2.800 spesies tumbuhan obat.
Selain identifikasi tumbuhan obat, Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional telah menghasilkan 12 formula jamu teruji klinik. Di antaranya adalah formula jamu untuk asam urat, tekanan darah tinggi, wasir, radang sendi, kolesterol tinggi, gangguan lambung, batu saluran kencing, kencing manis, penurun berat badan, dan pelancar ASI.
Untuk mendorong pemanfaatan jamu secara luas di masyarakat, pada tahun 2015 Kementerian Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Nasional Bugar dengan Jamu (Gernas Bude Jamu) dan hingga saat ini terus digaungkan.
Hari ini dilaksanakan “gerakan hidup sehat minum jamu” bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Acara ini diikuti juga oleh beberapa Kementerian dan lembaga lain. Acara diawali dengan senam bersama.
Pada acara ini, Menkes mengajak minum jamu bersama K/L (Kementerian/Lembaga) di bawah Kemenko PMK (Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan) sebagai salah satu cara mengajak masyarakat memanfaatkan jamu untuk menjaga kesehatannya.
Gerakan minum jamu dapat dimulai di keluarga. Ibu-ibu perlu diedukasi agar dapat mengenali bahan jamu, cara meracik hingga cara konsumsi. Anak-anak perlu dikenalkan minum jamu untuk kesehatan.
Dengan membudayakan minum jamu, kesehatan keluarga terjaga, dan anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, kuat, dan cerdas.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM