Di tahun 2017, Kementerian Kesehatan RI akan mengupayakan penambahan tiga jenis kekebalan untuk melengkapi program nasional imunisasi dasar lengkap, yaitu: vaksin Measles Rubella (MR); vaksin Pneumococcus; dan vaksin Human papillomavirus (HPV) untuk mencegah kanker serviks.
“Sampai dengan 2019 kita akan menambah imunisasi baru, yang disebut New Vaccine Initiative. Tahun ini, kita akan melakukan demonstrated project (bukan pilot project), karena vaksin ini telah diuji di berbagai negara, jadi tinggal kita laksanakan”, tutur Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. H. M. Subuh, MPPM, pada gelaran Temu Media Akhir Tahun Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat (30/12) lalu.
Dijelaskan oleh dr. Subuh, vaksin MR untuk menggantikan vaksin campak akan mulai diterapkan untuk digunakan secara berkala mulai Januari 2017. Selanjutnya, vaksin Pneumococcus sebagai proteksi bagi anak-anak dari ISPA akan mulai diterapkan pada pertengahan tahun 2017. Sedangkan vaksin HPV yang sebenarnya sudah mulai diperkenalkan pada program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tahun 2016 di DKI Jakarta akan dikembangkan lebih luas pada tahun 2017.
“Sampai dengan tahun 2025 kita akan bertambah 3 imunisasi lagi. Jadi total nantinya imunisasi dasar lengkap nantinya ada 14. Kalau sudah punya kekebalan dari 14 penyakit, berarti kita sudah bisa sama dengan negara eropa dan Amerika”, kata dr. Subuh.
Imunisasi melindungi anak-anak dari beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan, bahkan kematian. Jadi, imunisasi adalah salah satu langkah tepat bagi orang tua untuk menjamin kesehatan anaknya. Lebih lanjut, imunisasi tidak membutuhkan biaya besar, bahkan di Posyandu anak-anak mendapatkan imunisasi secara gratis.
Sampai dengan tahun 2016 lalu, program nasional imunisasi dasar lengkap yang ada di Indonesia telah berhasil melindungi jutaan generasi bangsa dari delapan penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu polio, TBC, campak, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B dan Pneumonia serta Meningitis.
Menjawab pertanyaan media mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan agar ketiga vaksin baru tersebut dapat menjadi program nasional yang menyeluruh, dr. Subuh menyatakan butuh waktu lebih kurang 2-3 tahun.
“Tahun 2017, kita memberanikan diri agar vaksin MR yang akan menggantikan vaksin Campak mencakup seluruh Jawa, sehingga tahun 2018 vaksin MR bisa mencakup seluruh Indonesia”, kata dr. Subuh.
Memasukkan ketiga vaksin tersebut ke dalam program nasional tentu membawa konsekuensi terhadap besarnya anggaran pengadaan vaksin tersebut, yakni lebih kurang 1 Triliun rupiah. Selain berasal dari sumber utama APBN, juga didapatkan dengan mekanisme sharing dengan lembaga-lembaga donor.
“Besarnya dana untuk imunisasi yang merupakan tindakan pencegahan, tetap jauh lebih murah apabila kita bandingkan dengan kerugian apabila seorang anak terserang penyakit akibat tidak diimunisasi”, tandas dr. Subuh.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.