Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan RI menghelat ‘Puncak Peringatan Hari TB Sedunia Tahun 2017’ pada Sabtu, 1 April 2017 di Gedung Balai Kota Provinsi DKI Jakarta. Tahun ini Kemenkes RI mengusung tema Gerakan Masyarakat Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis.
“Tema ini sangat relevan dengan Gerakan Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB) di Keluarga,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila Farid Moeloek dalam sambutannya. “Dengan tema ini kita berharap agar peringatan Hari TB Sedunia benar-benar akan mendorong, meningkatkan peran serta dan dukungan masyarakat dalam program penanggulangan TB. Selain itu juga mampu menempatkan TB sebagai masalah bersama,” tambah Menkes RI.
Beberapa tantangan dalam pencegahan dan pengendalian Tuberkulosis adalah menemukan dan mengobati semua penderita TB sampai sembuh. Hal ini dilakukan agar semua penderita TB di Indonesia dapat kembali sehat, hidup berkualitas, dan produktif. Di samping itu juga untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dalam memenuhi tujuan Pembangunan Kesehatan.
Gerakan Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB) di masyarakat merupakan wujud pelayanan Pengendalian TB. Melalui gerakan TOSS TB semua pasien dapat ditemukan dan diobati sampai sembuh sehingga mereka dapat hidup layak, bekerja dengan baik dan produktif, serta tidak menjadi sumber penularan TB di masyarakat.
Untuk memperkuat Gerakan TOSS TB, Pemerintah bersama masyarakat telah memulai pula Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau GERMAS dengan kegiatan utama antara lain (1) Peningkatan aktivitas fisik, (2) Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, (3) Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, (4) Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, (5) Peningkatan kualitas lingkungan, (6) Peningkatan edukasi hidup sehat. GERMAS ini didukung penerapannya melalui Pendekatan Keluarga.
Pendekatan Keluarga dilaksanakan oleh Puskesmas dengan kunjungan rumah berkala oleh petugas kesehatan, guna (a) melakukan deteksi dini masalah kesehatan, (b) pengobatan segera bagi yang sakit, (c) melakukan upaya promotif-preventif, dan (d) melakukan penanggulangan faktor risiko kesehatan dalam keluarga.
“Dengan penerapan Germas dan Pendekatan Keluarga harapannya bisa mensukseskan penemuan dan pengobatan pasien TB,” tutur Menkes RI, Nila Moeloek.
Dukungan Seluruh Sektor
Dukungan seluruh masyarakat, termasuk dukungan pelayanan kesehatan swasta, diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja Pengendalian TB di Tanah Air. Hingga kini success rate pengobatan TB di Indonesia mencapai 90%. Artinya, 90% pasien TB yang diobati di Indonesia berhasil disembuhkan dan rantai penularan TB dapat diputuskan dan diakhiri.
Aplikasi Wajib Notifikasi TB (WiFi TB)
Pada kesempatan tersebut, Menkes meluncurkan Aplikasi Wajib Notifikasi TB (WiFi TB). Dengan aplikasi ini tenaga kesehatan swasta terutama Dokter Praktik Mandiri dan klinik pratama sangat diharapkan melakukan penemuan dan pengobatan pasien TB sesuai standar dan menyampaikan notifikasinya kepada Dinas Kesehatan setempat. Pemanfaatan aplikasi ini adalah terobosan atau inovasi dalam sistem pelaporan kasus TB atau notifikasi kasus TB.
Aplikasi Wajib Lapor Notifikasi TB (WIFI TB) merupakan sebuah aplikasi berbasis telepon pintar (smartphone) dan bisa diunduh melalui apllication store yang diperuntukkan bagi Dokter Praktek Mandiri dan Klinik Pratama, sebagai sarana untuk memudahkan dalam melaporkan kasus TB yang ditangani di masing-masing tempat prakteknya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarskat Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223003, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI
drg. Oscar Primadi, MPH