Ciloto, 30 Mei 2017
Jemaah haji yang sakit di kloter dan tidak dapat ditangani, maka akan dirujuk ke sektor. Bila sektor tak mampu, dapat langsung rujuk ke RS Arab Saudi. Upaya rujukan ini untuk meminimalkan kemungkinan pasien jatuh sakit lebih berat atau terjadinya kematian. Mekanisme ini membutuhkan komunikasi yang baik dengan jemaah dan antar dokter di sarana pelayanan kesehatan.
Demikian disampaikan Petugas Kesehatan Haji tahun 2016 dr. Kiki dihadapan peserta pelatihan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), 30 Mei 2017 di BBPK Ciloto, Jawa Barat.
Menurut dr. Kiki, untuk menghindari jatuhnya korban jemaah haji, dirinya dan semua dokter membuat WA Grup untuk efektifitas komunikasi, sehingga jemaah haji tidak jadi korban salah rujuk.
Pada saat yang sama, dr. Yan Bani Luza mengingatkan pada peserta agar memastikan jemaah haji terlayani dengan baik. Ia meminta antar anggota Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan dapat berkomunikasi dengan baik, dialogis dan lancar.
Sebagai contoh, tim promotif preventif menemukan jemaah haji yang perlu dirujuk, kemudian melaporkan kepada tim gerak cepat, karena tim gerak cepat kurang cepat responnya, akibatnya pasien terlambat rujuk, sehingga pasien tak segera mendapat pelayanan yang dibutuhkan.
Untuk itu, menurut dr. Yan, semua petugas kesehatan harus mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji.
“Petugas harus mampu mendengar dengan baik, menyampaikan informasi dengan jelas, rendah hati dan menerima masukan atau umpan balik dengan lapang dada”, kata dr. Yan.
Pengalaman Eliati Paturungan Sudarman, perawat dari RS Syeh Yusuf Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yang pernah menjadi Tenaga Kesehatan Haji Indonesia tahun sebelumnya, mempunyai kiat tersendiri untuk melayani jemaah haji agar tidak ada yang jatuh sakit, agar dirinya dapat melaksanakan ibadah.
“Saya bersama tim selalu berdoa untuk kesehatan seluruh jemaah haji dalam kloter, memberi pembianaan dan perlindungan kesehatan agar saya dapat beribadah bersama jemaah dengan lancar”, ujar Eliati.
Untuk menguatkan kerja tim petugas haji, peserta melakukan simulasi dan permainan kerja tim. Diharapkan peserta dapat menyelami penting kerja tim dalam melayani jemaah haji.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013