Jakarta, 16 Juni 2017
Angka terbesar yang menyumbang survey kepuasan jemaah haji dalam pelayanan penyelenggaraan haji tahun 2016 adalah sektor kesehatan. Untuk itu, jangan sampai terjadi penurunan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji tahun 2017 ini. Sementara yang harus mendapat perhatian lebih serius lagi dari sektor katering, transpotasi dan akomodasi.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof. Dr. Nur Syam, MSc, dihapan perserta pembekalan petugas haji Arab Saudi, 16 Juni 2017 di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta.
“Karena sektor kesehatan punya daya ungkit besar kepuasan jemaah, maka harus menjadi perhatian dan kesungguhan pelayanan. Sebab kalau lenggah juga akan menjadi penentu dominan runtuhnya kepuasan jemaah haji,” ujar Sesjen.
Menurutnya, sesuai hasil survey dari Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat kepuasan jemaah haji terhadap layanan haji Indonesia tahun 2016, angkanya sudah baik dengan angka 83,83%. Ini angka yang tertinggi dalam sejarah penyelenggaraan haji Indonesia.
“Nah, untuk itu saya meminta semua sektor pelayanan dasar terus meningkatkan mutu layanan kepada jemaah haji, sehingga tahun ini pelayanan kepada jemaah haji lebih baik lagi,” pinta Nur Syam.
Jemaah dan publik akan menilai pelayanan dasar, bukan ibadah hajinya. Seperti ketersediaan air minum dan mandi cuci. Setelah tersedia, pastikan airnya cukup dan bersih. Kecukupan makanan, ketersediaan fasilitas dasar yang dibutuhkan jemaah.
“Sekali lagi, karena penyelenggaraan haji ini melibatkan banyak pihak, maka petugas haji harus multi talenta untuk melayani jemaah haji. Ini yang harus sadari betul oleh petugas haji,” ujar Sesjen.
Mari kita ubah cara pandang kita untuk melayani jemaah haji dengan multi kesadaran dan multi pekerjaan. Tanggalkan semua status Profesor, doktor, dokter, eselon, pejabat dan yang tidak eselon, menjadi pelayan tamu Allah.
“Tolong camkan benar-benar dalam diri petugas haji tahun ini,” tegas plt Dirjen Haji dan Umroh ini.
Menurut Sesjen, palayanan dasar tidak ditentukan oleh ketertiban ibadah, seperti tawafnya benar apa ngak, sainya benar apa ngak, termasuk wukufnya benar atau tidak. Karenanya kepada seluruh petugas haji fokus pada pelayanan dasar jemaah haji dan tidak meninggalkan ketertiban dalam ritual ibadah haji.
Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Dr.dr. Eka Jusup Singka, MSc untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada jemaah haji, Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Kesehatan, melakukan strategi penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi memberi prioritas pada 5 kegiatan, yakni pencegahan, mobilisasi Panitia Penyelenggera Ibadah Haji (PPIH), Penguatan penyelenggaraan kesehatan haji di Musdalifah, Arafah dan Mina, Penguatan sistem informasi dan komunikasi, serta Perlindungan dan evakuasi tanazul jemaah haji.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi ‘Halo Kemkes’ melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013