Jakarta, 10 Agustus 2017
Presiden Joko Widodo merasa risau dengan adanya kondisi anak-anak Indonesia yang mengalami stunting karena kekurangan gizi. Menurutnya, tidak seharusnya mereka kekurangan sumber protein yang merupakan zat pembangun, mengingat negara Indonesia sangat kaya akan sumber protein (baca: ikan) karena sebagian besar wilayahnya adalah lautan.
Sedemikian besar perhatian Presiden Joko Widodo terhadap peningkatan kualitas generasi bangsa ini diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresiden, Teten Masduki, saat menghadiri konferensi pers Lomba Masak Ikan Nusantara “Menuju Istana”, yang merupakan rangkaian kegiatan Taste of Indonesia di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis siang (10/8).
“Makan ikan itu murah, sehat dan tersedia banyak. Momentum ini merupakan jawaban dari tantangan untuk mempopulerkan makan ikan, agar menjadi budaya masyarakat kita”, tuturnya.
Menurut Teten, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa mengonsumsi daging lebih berkelas (baca: keren) dibandingkan mengonsumsi ikan. Hal ini diperparah dengan masih banyaknya mitos yang salah di masyarakat, seperti ibu hamil tidak diperbolehkan mengonsumsi ikan, karena alasan kebudayaan. Padahal, mengonsumsi ikan selama kehamilan justru sangat dianjurkan.
Hal tersebut diperjelas oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, pada kesempatan yang sama, bahwa prinsip makan adalah beragam dan berimbang. Untuk itu, perlu kita pahami bahwa sumber protein tidak hanya daging, ikan justru merupakan sumber protein yang menjadi kekayaan negara kita.
“Salah satu kelebihan sumber protein ikan yaitu mengandung omega 3. Bila dibandingkan dengan daging yang kadarnya sangat rendah atau bahkan sebagian besar tidak ada”, ujar Anung.
“Kita semua meyakini bahwa protein ikan sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan, bukan sekedar mencukupi kebutuhan tetapi juga mencerdaskan”, tegas Anung.
Ditambahkan pula, bahwa keuntungan lain dari mengonsumsi ikan bahwa masyarakat tidak perlu ragu karena pada dasarnya semua ikan itu halal.
Hal tersebut diperkuat pula oleh pernyataan Direktur Akses Pasar dan Promosi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Innes Rahmania, memberikan contoh nyata bahwa para atlet tembak dan panah Indonesia saat masuk Pelatnas hanya diberikan menu makanan berbahan utama daging putih, bukan daging merah, tujuannya agar emosi para atlet bisa lebih terkendali dan lebih mampu berkonsentrasi sehingga dapat menembak dengan jitu.
“Ikan menyehatkan dan mencerdaskan. Sangat disayangkan bila hingga sekarang masih ditemukan anak-anak yang tinggal di pesisir pantai namun tidak gemar makan ikan. Ironi, bila daerah penghasil produksi ikan yang tinggi, namun rendah konsumsi”, tandasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP.196110201988031013