Jakarta, 18 Agustus 2017
Pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat dilaksanakan setiap tahun secara berjenjang mulai dari tingkat kab/kota sampai dengan tingkat nasional. Hadirnya Lomba Sekolah Sehat bertujuan untuk meningkatkan motivasi pembinaan dan pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Indonesia. Pertemuan dan Penganugerahan Pemenang Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tahun 2017 dilaksanakan di Hotel Kartika Chandra, Jakarta (18/8).
LSS Tingkat Nasional Tahun 2017 diikuti oleh 25 provinsi, 76 kab/kota, 110 kecamatan dan 19 TK/RA, 23 SD/MI, 24 SMP/MTs dan 24 SMA/SMK/MA. Pemenang LSS 2017 terdiri dari 32 pemenang dalam 2 kategori
Kedua kategori itu antara lain kategori Best Performance dan Best Achievement. Pembobotan penilaian kategori Best Perfomance ditekankan pada komitmen dan upaya pengembangan dan pelaksanaan UKS yang dilakukan tim pembina UKS di tingkat provinsi, kab/kota dan kecamatan serta sekolah.
Lain halnya dengan penilaian di kategori Best Achievement yang dilihat dari kondisi sarana prasarana sekolah yang memenuhi persyaratan kesehatan dan pengetahuan serta sikap peserta didik terhadap penerapan kesehatan yang dianjurkan.
Adanya lomba pun ini sebagai penilaian keberhasilan sekolah melaksanakan program UKS, dan juga mengevaluasi tingkat keberhasilan pembinaan secara berjenjang yang dilakukan oleh Tim Pembina UKS di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan terhadap sekolah di wilayah kerjanya.
Situasi Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
Data BPS tahun 2017 jumlah anak usia sekolah dan remaja sejumlah 59.419.717, sedangkan jumlah peserta didik berdasarkan Data Dapodik Kemendikbud hingga Agustus tahun 2017 adalah jumlah sekolah ada 389.281 dan jumlah keseluruhan peserta didik dari tingkat TK hingga SMA sebesar 44.562.829.
Situasi kesehatan anak usia sekolah dan remaja pada saat ini berdasarkan data Riskesdas dan GSHS pada anak usia SD kondisi kesehatan lebih terkait pada PHBS dan gizi adalah sebagai berikut : Stunting,Kurus ,Gemuk ,Anemia,Kecacingan,sarapan dengan mutu rendah ,kurang makan sayur dan buah,tidak menggosok gigi minimal 2 kali sehari,makan makanan berpenyedap ,tidak mencuci tangan pakai sabun dan BAB tidak di jamban.
Sedangkan situasi kesehatan di usia remaja di tingkat SMP-SMA lebih terkait pada gizi, PHBS dan mental emosional. Data tersebut menunjukan kurus ,Stunting ,Gemuk ,Anemia , konsumsi makanan siap saji ≥1 , konsumsi soft drink ≥1 , terpapar rokok ,masalah mental emosional remaja seperti merasa orang tua tidak mengerti serta merasa kesepian dan khawatir.
Upaya Kementerian Kesehatan
Dalam meningkatkan kesehatan usia sekolah dan remaja Kementerian Kesehatan melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan penerapan model sekolah/ madrasah sehat.
Penerapan model tersebut dilakukan dengan melakukan kegiatan melaksanakan membaca materi kesehatan pada program gerakan membaca sarapan bekal dari rumah, sikat gigi dan cuci tangan satu kali dalam seminggu. Kegiatan lain juga dilaksanakan seperti aktifitas fisik jam istirahat dan saat pergantian mata pelajaran, pembinaan lingkungan sekolah sehat dan pembinaan kader kesehatan sekolah.
Selain penerapan model sekolah/madrasah sehat Kemenkes melakukan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala sedikitnya sekali dalam setahun. Konsep CERDIK di Sekolah juga diterapkan sebagai upaya dalam pencegahan penyakit tidak menular.
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bagi peserta didik kelas 1-3, pemberian Tablet Tambah Darah bagi remaja putri SMP dan SMA, pemberian PMT AS bagi peserta didik dan insersi materi kesehatan reproduksi dalam diversifikasi kurikulum juga menjadi upaya Kemenkes dalam meningkatkan usia sekolah dan remaja.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP.196110201988031013