Yogyakarta, 24 Agustus 2017
Terkait pembangunan kesehatan, selama beberapa dasawarsa, pemerintah dan berbagai sektor telah berhasil memperbaiki berbagai masalah kesehatan di Indonesia. Terutama masalah penyakit tular vektor.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI dr. Mohamad Subuh mengatakan kita patut bangga dan bersyukur karena angka mortalitas demam berdarah telah menurun secara bermakna sampai di bawah 1 persen.
Sebanyak 247 kabupaten/kota dengan penduduk lebih dari 178 juta telah mencapai Eliminasi Malaria.
Selain itu, angka disabilitas akibat filariasis pun telah menurun secara bermakna. Namun, penyakit tular vektor masih merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia.
“Ada banyak faktor risiko penyakit tular vektor yang harus disikapi dan dikendalikan dengan tepat. Termasuk faktor-faktor yang menjadi tanggung jawab jajaran lintas sektor di luar Kemenkes,” kata dr. Subuh pada peringatan Hari Pengendalian Nyamuk di Yogyakarta, Kamis (24/8).
Lintas sektor di luar Kemenkes, ungkap dr. Subuh adalah bidang peternakan, pertanian, perikanan, lingkungan hidup, kehutanan, sosial-ekonomi, pendidikan, pariwisata, pertambangan, dan pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kerja sama dan dukungan lintas sektor serta masyarakat menentukan keberhasilan pengendalian penyakit tular vektor.
“Perlu kita upayakan dengan sungguh-sungguh guna mensukseskan pengendalian penyakit tular vektor ini. Saya berharap capaian (penurunan penyakit tular vektor) tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan di masa mendatang,” ujar dr. Subuh.
Keberhasilan pengendalian vektor, ditentukan oleh tenaga profesional yang memahami bioekologi vektor, pestisida dan penggunaan bahan dan peralatan untuk pengendalian yakni tenaga entomolog kesehatan.
Kesalahpahaman terhadap ketiga komponen tersebut menyebabkan pengendalian tidak tepat sasaran. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga entomolog kesehatan.
“Saat ini, jumlah tenaga entomolog kesehatan sangat sedikit, hanya 112 orang, sangat kurang mengingat permasalahan penyakit tular vektor di Indonesia sangat luas,” kata dr. Subuh.
Poltekkes dan institusi pendidikan lainnya, pesan dr. Subuh, harus ikut berperan serta dalam mengatasi permasalahan ini. Salah satunya dengan cara menyediakan pendidikan yang tenaga Entomolog Kesehatan yang diamanakah dalam UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email HYPERLINK “mailto:kontak@kemkes.go.id” kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013