Mina, 03 September 2017
Kaki bertemu kaki, berjajar rapi, berisan tidur istirahat petugas kesehatan yang berpatroli 24 jam di Jamarat. Tak ada waktu untuk jalan jalan, belanja, bahkan sekedar mencari makan yang berbeda. Mereka umumnya hanya berusaha menemukan makanan sepanjang perjalanan pergi dan pulang tugas jamarat.
Makanan dari mulai mie kemasan gelas, paket ayam + kentang, hingga tamis (roti berbentuk sepert kanebo) menjadi santapan petugas
Para petugas menyadari betul pentingnya istirahat untuk kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Maka, mereka tak menyia-nyiakan waktu istirahat untuk istirahat. Sebab, kondisi lapangan tak menentu, terkadang bersahabat dan terkadang gawat, sehingga tak sempat istirahat sesuai jadwal. Walau jadwal 4 jam, tapi praktek lapangan biasa lebih hingga 6-8 jam.
Demikian penjelasan Kasie Tim Gerak Cepat PPIH Arab Saudi, dr. Jerry Sp.PD, 3 September 2017, di Mina.
Menurutnya, kegiatan armina, khususnya jamarat cukup efektif menurunkan berat badan, bahkan lebih sehat, karena aktifitas fisik yang terukur dan istirahat yang cukup, serta makan yang teratur.
“Alhamdulillah, selama armina, berat badan turun jadi lebih ideal, padahal kalau hari biasa cenderung naik, sulit untuk menurunkan. Jadi kegiatan haji ini sangat menyehatkan”, katanya.
Menurut Kapuskeshaji, Dr.dr. Eka Jusup Singka, MSc, bahwa kesehatan dan kebugaran petugas menjadi prioritas, sehingga dapat melayani jemaah haji secara optimal dan sebaik mungkin.
“Sebab itu, istirahat dan makan yang cukup harus diupayakan, saat berada di maktap atau lapangan. Ini menjadi perhatian kami, agar petugas kesehatan tetap sehat dan bugar saat memberi pelayanan”, tegasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH