Yogyakarta, 9 Oktober 2017
Penyakit kanker serviks telah menjadi beban bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Studi pada tahun 2012 menunjukkan bahwa terdapat 58 kasus baru dan 26 orang meninggal akibat kanker serviks setiap harinya di Indonesia. Tingkat kematian, angka kejadian munculnya kasus baru (insidensi), dan total keseluruhan kasus (prevalensi) selama lima tahun terakhir merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, kanker serviks merupakan kanker dengan prevalensi paling tinggi di Indonesia. Sebanyak 95% kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) dan biasanya terjadi pada perempuan usia reproduksi.
Saat ini program nasional pencegahan kanker serviks yang sudah dilaksanakan adalah deteksi dini kanker serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) pada perempuan yang sudah menikah. Upaya pencegahan ini akan semakin efektif dalam menurunkan kasus kejadian kanker serviks jika dibarengi dengan upaya proteksi spesifik melalui pemberian imunisasi HPV.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional, tingkat keberhasilan imunisasi HPV mencapai 100% atau sangat efektif dalam mencegah kanker serviks bila diberikan sebanyak dua dosis pada anak perempuan usia 9-13 tahun. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan program demonstrasi pemberian HPV bagi anak perempuan melalui pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS. Dua dosis imunisasi HPV diberikan pada siswi sebelum lulus Sekolah Dasar/Sederajat, yaitu pada saat kelas 5 dan 6. GRATIS!
“Pencegahan dan pengendalian kanker serviks di Indonesia sangat penting untuk mewujudkan Indonesia bebas kanker serviks sehingga kita dapat menghasilkan generasi yang lebih sehat dan berkualitas” ungkap dr. Elizabeth Jane Supardi, MPH, Dsc selaku Direktur Surveilans dan Karantina Penyakit Kementerian Kesehatan saat mencanangkan Program Demonstrasi Imunisasi Human Papilloma Virus (HPV) dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Kulonprogo, Provinsi DIY, 9 Oktober 2017.
Sebagaimana introduksi atau pengenalan vaksin baru lainnya, introduksi imunisasi HPV ini juga sudah direncanakan sejak lama secara matang oleh Pemerintah, yaitu telah tertuang dalam comprehensive Multi Year Plan (cMYP) tahun 2015-2019 program imunisasi. Introduksi imunisasi HPV ke dalam program imunisasi nasional ini dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pelaksanaan program demonstrasi di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 yang lalu, kemudian tahun ini diperluas ke 2 (dua) kabupaten di Provinsi DIY yaitu kabupaten Kulonprogo dan Gunung Kidul dan Kota Surabaya.
Vaksin yang digunakan sudah dikaji secara mendalam oleh para ahli imunologi seluruh dunia dan penggunaanya senantiasa diawasi oleh Pemerintah, dalam hal ini BPOM, dan WHO.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH