Jakarta, 31 Oktober 2017
Penyelenggaraan Asia Pacific Food Forum (APFF) atau Forum Pangan Asia Pasifik resmi ditutup Menkes Nila Moeloek, dengan semangat kolaborasi membangun negara kawasan Asia Pasifik dari sektor pangan berkelanjutan.
Apresiasi positif berdatangan dari berbagai pihak. “Indonesia berinisiatif untuk menjadi negara pertama yang mengambil langkah awal dalam membangun dialog dan kerjasama antara pemangku kepentingan di kawasan Asia Pasifik untuk melakukan terobosan dalam sistem pangan berkelanjutan,” kata Menlu RI Retno LP Marsudi dalam sesi pleno menjelang penutupan APFF 2017.
Ia pun salut atas konsep kerjasama lintas sektoral yang diusung dalam APFF. Lantaran tidak hanya mengambil perspektif kepentingan pemerintah semata, tetapi juga diimbangi kehadiran para akademisi serta periset.
“Maka dengan landasan keilmuan yang kokoh untuk mencapai target pembangunan global maupun nasional di dalam kawasan Asia Pasifik. Diskusi lintas sektoral bidang pangan dalam APFF dapat mendukung percepatan pembangunan masing-masing negara yang terlibat,” cetusnya.
Menlu tak lupa mengacungi jempol atas inisiatif Kemenkes RI dalam membaca arahan prioritas pembangunan berkelanjutan Presiden RI dan Wapres RI melalui APFF. Langkah ini dilihatnya untuk mendukung prioritas nasional untuk mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan status gizi masyarakat
Pendiri dan Presiden EAT Foundation Dr. Gunhild Stordalen juga mengapresiasi Kemenkes RI karena mencatatkan sejarah dengan kehadiran sekitar 800 delegasi. “Ini menjadi even yang terbesar di Asia Pasifik,” katanya.
Setelah empat kali forum serupa dilaksanakan di kawasan Eropa, Stordalen menilik hal berbeda dalam APFF di Indonesia. Forum ini, katanya, merefleksikan keajaiban sebuah bahasan tentang pangan karena telah mempertemukan ratusan orang yang menjadi sebuah jejaring sosial baru.
Menkes RI Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, SpM (K) mengakui, ide tentang bahasan pangan ini menjadi sebuah langkah awal menuju perubahan besar bagi Indonesia.
“Setelah terlibat langsung dalam APFF, kita semakin sadar ini sebagai katalisator untuk mengubah isu pangan menjadi sesuatu yang lebih berkelanjutan dalam pembangunan,” urai Menkes.
Selanjutnya, setiap masukan dari para peserta competence forum akan diaplikasikan dalam ranah regional sebagai acuan sistem pangan pada masa mendatang bagi Indonesia maupun negara-negara peserta Forum Pangan Asia Pasifik. Disertai pula aksi tindak lanjut dari setiap pemangku jabatan.
Menkes pun lebih yakin akan terbentuk kolaborasi solid setelah APFF. “Terima kasih telah berpartisipasi dalam APFF dan sampai jumpa lagi dua tahun mendatang,” ujarnya menegaskan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Oscar Primadi