Yogyakarta, 21 November 2017
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) konsisten ajak blogger sosialisasikan program kesehatan. Tahun ini telah dilaksanakan 16 kali temu blogger di Jakarta dan beberapa provinsi lainnya.
Blogger adalah salah satu komunitas yang dipilih Kemenkes untuk mempermudah penyebaran program pembangunan kesehatan. Melalui tulisan dan postingan di media sosialnya, diharapkan semua program kesehatan dapat lebih mudah diterima dan diaplikasikan oleh masyarakat.
Selain itu, blogger juga ikut andil mengatasi masalah hoax, terutama informasi kesehatan yang mengancam masyarakat. Dalam hal ini, Kemenkes dan blogger bekerja mengubah pola pikir dan perilaku masyarkat terhadap apa yang kita anggap menjadi kendala di dalam pembangunan kesehatan.
Beberapa bulan lalu telah digelar Temu Blogger dalam rangka mensosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Pertemuan tersebut dilaksanakan di Bandung pada 21 April dan di NTB pada 14 Juli.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Oscar Primadi menganggap blogger sebagai mitra strategis Kemenkes dalam mengkampanyekan Germas. Hal tersebut dinilai penting karena berhubungan dengan pergeseran penyakit dari menular menjadi penyakit tidak menular (PTM).
Germas yang sementara ini difokuskan pada aktivitas fisik, makan buah, sayur, dan ikan, serta cek kesehatan merupakan strategi untuk mencegah terjadinya PTM tersebut. Keterlibatan blogger dalam mensosialisasikan Germas diharapkan sampai pada masyarakat, sehingga masyarakat dapat membudayakan hidup sehat dan mampu mengubah kebiasaan yang tidak sehat.
Pada 12 Oktober 2017 juga digelar Temu Blogger dengan tema “Mata Sehat, Investasi Bangsa dengan GERMAS” di Pontianak, Kalimantan Barat. Acar tersebut digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Penglihatan se-Dunia 2017.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyebarluaskan informasi kepada seluruh masyarakat agar berperanserta dalam penanggulangan masalahan gangguan penglihatan.
Digelarnya Temu Blogger ini mengingat masalah gangguan penglihatan di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang jumlahnya terus meningkat. Berdasarkan survei kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness(RAAB) yang dilakukan Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia (PERDAMI) dan Badan Litbangkes, tahun 2014 – 2016 di 15 provinsi menunjukkan prevalensi kebutaan sebesar 3% dan penyebab utama kebutaan di Indonesia adalah katarak (70–80%), sedangkan penyebab utama gangguan penglihatan adalah kelainan refraksi (10–15%).
Survei tersebut dilakukan pada penduduk di atas usia 50 tahun. Untuk itu, Kemenkes menggandeng blogger sebagai salah satu komunitas pegiat media sosial yang memiliki peran strategis dalam menyebarluaskan informasi positif mengenai program pembangunan kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Oscar Primadi