Jakarta, 8 Desember 2017
Hari ini, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, menghadiri acara Penghargaan Pemenang Lomba Film Pendek Thalassemia sebagai rangkaian Hari Kesehatan Nasional ke-53 tahun 2017.
Tema lomba film pendek Thalassemia ini adalah “Meningkatkan Kualitas Hidup untuk Generasi Yang Lebih Baik”. Tema ini menegaskan bahwa penyandang Thalassemia yang mendapatkan penanganan yang sesuai juga dapat berperan aktif dan berprestasi di masyarakat.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian remaja terhadap masalah pengendalian thalassemia di masyarakat secara khusus dan masalah penyakit tidak menular secara umum serta membuka ruang partisipasi pelajar terhadap program pengendalian thalassemia khususnya di masyarakat serta menghasilkan video-video yang menggambarkan pemahaman siswa mengenai thalassemia dan pentingnya deteksi dini thalassemia.
Thalassemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang mana sel darah merah mudah pecah. Penyakit ini diturunkan dari kedua orang tua (genetik) dan bukan penyakit menular. Thalassemia dapat dicegah dengan menghindari perkawinan sesame pembawa sifat Thalassemia. Oleh sebab itu, penting dilakukan deteksi dini Thalassemia.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan, Thalassemia menempati posisi ke 5 penyakit katastropik setelah penyakit jantung, ginjal, kanker, dan stroke. Beban biaya Thalassemia terus meningkat dari 215 milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi 415 milyar rupiah pada tahun 2015 dan meningkat kembali menjadi 476 milyar rupiah di tahun 2016. Sedangkan berdasarkan data RSUPN Cipto Mangunkusumo, satu orang pasien Thalassemia menghabiskan biaya sebesar 400 juta rupiah setiap tahunnya diluar biaya pengobatan jika terjadi komplikasi.
Disamping fakta di atas, pembawa sifat Thalassemia juga perlu diperhatikan. Berdasarkan data skrining masyarakat umum dari Yayasan Thalassemia Indonesia dan Persatuan Orang Tua Pasien Thalassemia Indonesia dari tahun 2008 – 2014 didapatkan 93 orang (5,41%) dari 1.718 orang adalah pembawa sifat Thalassemia; sedangkan pada keluarga pasien Thalassaemia (ring 1) dari tahun 2009-2014 didapatkan 93 orang (28%) dari 332 orang adalah pembawa sifat Thalassemia.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan mengembangkan program pengendalian thalassemia secara komprehensif, mulai dari promosi, pencegahan, dan penanganan kasus. Program tersebut akan berhasil jika mendapat dukungan semua pihak yang berkaitan mulai dari Pemerintah daerah, lintas sektor, profesi, LSM, dan masyarakat.
Peserta lomba berasal dari Sekolah Menengah Atas dan sederajat dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, dengan nominator sebanyak 7 tim, yaitu SMAN 115 Jakarta Utara, SMKN 4 Jakarta Utara, SMAN 8 Bekasi, SMAN 1 Depok, SMAN 5 Depok, SMA Tadika Pertiwi Depok, dan MA Dwibahasa Al Ittihad Depok. Pemenang lomba ini adalah SMAN 1 Depok sebagai juara 1 dengan hadiah tropi dan uang tunai sebesar 10 juta rupiah, SMAN 8 Bekasi sebagai juara 2 dengan hadiah tropi dan uang tunai sebesar 8 juta rupiah, SMKN 4 Jakarta Utara sebagai juara 3 dengan hadiah tropi dan uang tunai sebesar 5 juta rupiah, dan SMAN 5 Depok sebagai harapan 1 dengan hadiah tropi dan uang tunai sebesar 3 juta rupiah.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Oscar Primadi