Teluk Bintuni, 29 Agustus 2018
Tidak hanya jumlah kasus malaria yang menurun di Kabupaten Teluk Bintuni, Angka Kematian Ibu (AKI) pun ikut menurun. Hal tersebut sejalan dengan target pemerintah setempat untuk menekan angka kematian ibu.
Berdasarkan data dari pemerintah daerah Teluk Bintuni, Sejak 2012 hingga 2018 terjadi penurunan AKI. Pada 2012 jumlah AKI mencapai 712, angka tersebut terus menurun hingga tahun ini.
“Sampai dengan Agustus 2018 ini tidak ditemukan ibu yang meninggal, belum kita temukan mudah-mudahan sampai akhir tahun ini tidak ada ibu meninggal,” kata Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw, Rabu (29/8) di Teluk Bintuni.
Untuk menekan AKI, pemerintah daerah Teluk Bintuni telah memperkuat program bidang kesehatan di 4 Puskesmas, Puskesmas Babo, Aranday, Manimeri, dan Puskesmas Bintuni.
Selain itu, yang menjadi tantangan pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni adalah belum menurunnya angka kematian neonatus, bayi, dan Balita.
Untuk mengatasinya perlu penguatan SDM dan alat kesehatan di fasilitas layanan kesehatan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui Germas. Tantangan lainnya adalah persoalan anemia pada wanita subur.
Petrus mengatakan sekitar 73 % wanita usia subur di Teluk Bintuni ditemukan anemia dengan mayoritas anemia sedang dan berat.
“Lalu hal ini diduga menyebabkan tingginya bayi berat badan lahir rendah dan lahir prematur tang juga menyebabkan tingginya angka kematian neonatus,” kata Petrus.
Terkait hal itu, pemerintah setempat membuat program pengentasan anemia pada usia dini. Program itu akan dilaksanakan pada 2019-2021.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM