Jakarta, 29 Agustus 2018
Pengawasan keamanan pangan merupakan sesuatu hal yang penting dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang (event mass gathering), seperti Asian Games tahun 2018. Maka, terjadinya kejadian luar biasa (KLB) termasuk keracunan pangan potensi terjadinya cukup besar.
Demikian, pernyataan Direktur Jenderal Pelayanan Kementerian Kesehatan selaku Ketua Tim Bidang Kesehatan Asian Games 2018, dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS, di Main Press Centre JCC Senayan, Jakarta, Rabu sore (29/8).
Dalam pengawasan pangan, tim food safety terdiri dari Kementerian Kesehatan, Badan POM, INASGOC, dan Dinas Kesehatan Kesehatan Provinsi (DKI Jakarta, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat), serta unit pelaksana teknis seperti BBTKL-PP Jakarta dan Palembang, Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno Hatta, Bandung, juga Laboratorium Kesehatan Daerah.
“Mencegahnya perlu pengendalian (faktor risiko) dengan baik.Kegiatan dilakukan bersama INASGOC sejak persiapan (jauh sebelum pelaksanaan) untuk bagaimana mengendalikan faktor risiko dan menjaga mutu dan keamanan pangan.” tutur dr. Bambang.
Sebelum event berlangsung, terdapat SOP keamanan pangan dan persyaratan aspek teknis kepada calon vendor catering harus mempunyai sertikat Laik Higiene Sanitasi Pangan dan menerapkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Kemudian, orientasi higiene sanitasi pangan (HSP) juga telah dilakukan kepada seluruh penjamah pangan yang berasal dari vendor catering pemenang tender, serta volunteer yang bertugas di dinning area.
“Kita juga telah melakukan stikerisasi Non Drinking Water terhadap kran-kran air baik di wisma atlet maupun di hotel-hotel yang tidak layak langsung diminum,” terang dr. Bambang.
Sementara itu, selama penyelenggaraan Asian Games berlangsung, secara terus menerus melakukan inspeksi/pengawasan secara intensif terhadap pengolahan pangan di dapur dan dining hall wisma atlet. Pengawasan dilakukan setiap hari dengan 3 kali/shift (pagi, siang, dan malam) melalui rapid test berupa pengambilan sampel makanan yang akan disajikan.
Selain itu, telah dibentuk pula tim gerak cepat (TGC) yang siap 24 jam apabila terjadi kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan. Untuk kegawatdaruratan, selama berlangsungnya Asian Games, telah disiagakan sebanyak 195 layanan medis.
Pada kesempatan tersebut, dr. Bambang juga mengingatkan bahwa setiap individu harus menjaga kesehatan dirinya masing-masing dengan berperilaku hidup bersih dan sehat.
“Memang kita harus menjaga kualitas makanan mulai dari proses hingga penyajian. Tetapi yang lebih penting lagi adalah faktor perilaku, baik atlet maupun petugas, yaitu mengonsumsi makanan yang telah disediakan oleh panitia, dan jangan lupa untuk selalu cuci tangan sebelum makan.” Imbuhnya.
Memasuki pekan kedua penyelenggaraan Asian Games 2018, dr. Bambang menyatakan bahwa mutu dan keamanan pangan sangat diperhatikan. Hingga saat ini tidak ada laporan terjadinya outbreak atau kejadian luar biasa terkait keamanan pangan.
“Kita bersyukur sampai sekarang tidak ada kasus (terkait pangan), tetapi tetap kita harus selalu berhati-hati dan tetap awasi”, tegas dr. Bambang.
Hal lainnya, Manager Executive Dept. Catering Food Savety Division INASGOC, dr. Louis Kartika Indah, menyatakan bahwa Dinning Hall Wisma Atlet di Kemayoran telah dibuka sejak tanggal 10 Agustus 2018. Menu yang disiapkan sangat bervariasi agar para atlet tidak bosan. Terdapat lebih kurang delapan food station di Dining Room Wisma Atlet, yakni menu makanan yang berasal dari Indonesia, International, South Asia, East Asia, South East Asia, West Asia, Central Asia, dan Middle East. Saat penyajian suhunya tetap dijaga agar berada tetap di atas 65 derajat Celsius.
“Lebih kurang 30 menit sebelum waktu penyajian seluruh menu makanan dilakukan rapid test. Selesai rapid test, barulah semua menu makanan bisa dikeluarkan dari dapur untuk disajikan. Kita juga ada food sample bank yang disimpan 3×24 jam. Jadi kalau ada apa-apa, langsung kita kirim ke laboratorium untuk konfirmasi”, jelas dr. Louis Kartika.
Jam operasional dinning hall di wisma atlet dimulai dengan penyajian menu sarapan pagi pada pukul 05.00 s.d 10.00 WIB. Lunch dari pukul 11.00 s.d 15.00 WIB. Sementara menu makan malam disajikan pukul 17.00 s.d 22.00 WIB. Di setiap waktu penyajian juga selalu tersedia pastry, roti, salad, bermacam buah-buahan, susu dan kudapan kue-kue khas tradisional Indonesia.
“Beberapa waktu lalu kita adakan festival bermacam sate dan beragam soto di wisma atlet, untuk mengatasi kebosanan. Kita kasih makanan yang Indonesia banget. Itu semua sudah diperiksa juga, sudah aman”, tandas dr. Louis Kartika.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM