Jakarta, 12 September 2018
Pasca gempa, pada Agustus 2018 telah ditemukan kasus malaria pada dua orang warga Dusun Batu Kemaliq, Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, dan saat ini pasien sudah sembuh. Untuk mencegah terjadinya kembali kasus malaria, penggunaan kelambu, terutama kelambu berinsektisida sangat dianjurkan terutama pada wilayah endemis malaria.
Pada kejadian pasca gempa di Lombok, NTB, sangat memungkinkan terjadi penularan malaria oleh vektor. Penyebabnya, selain karena endemis, juga bisa terjadi karena kasus bawaan, atau kondisi lingkungan yang rusak akibat gempa.
Penggunaan kelambu berinsektisida akan efektif mencegah penularan malaria apabila cakupan penggunaan kelambu di atas 80% terutama di wilayah gempa, dan digunakan secara benar.
Penyediaan kelambu itu telah diupayakan dan didistribusikan oleh pemerintah pada korban gempa. Kelambu yang dibagikan telah memenuhi persyaratan teknis seperti ukuran kelambu, dan jenis bahan kelambu.
Ukuran kelambu untuk keluarga (suami, istri, dan 1 anak umur kurang dari 2 ahun) harus memiliki panjang 180-200 cm, lebar 160-180 cm, dan tinggi 150-180 cm. Ukuran kelambu untuk individu harus memiliki panjang 180-200 cm, lebar 70-80 cm, dan tinggi 150-180 cm. Kemudian jenis bahan kelambu yang ada adalah katun, nilon, polyester, dan polyethylene.
Selanjutnya, pemakaian kelambu harus diperhatikan, kelambu berinsektisida yang baru saja dikeluarkan dari bungkus plastiknya, sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu di tempat teduh sampai baunya hilang (sehari semalam) sebelum dipasang.
Kelambu dipasang dengan mengikatkan keempat tali kelambu pada tiang tempat tidur atau pada paku di dinding. Jika di tenda pengungsian, kelambu bisa ditalikan pada kerangka penyangga.
Pada saat tidur dalam kelambu, seluruh ujung bawah kelambu dumasukkan ke bawah tempat tidur atau matras, sehingga tidak ada kemungkinan nyamuk masuk ke dalam kelambu.
Selama kondisi lingkungan akibat gempa belum dibenahi, warga diimbau terus gunakan kelambu saat tidur.
Tidak hanya digunakan, warga pun perlu merawat kelambu dengan baik. Kelambu diperiksa secara teratur untuk mengetahui ada tidaknya lubang atau bagian yang robek untuk segera dijahit.
Selain itu, kelambu dicuci dengan cara dicelup-celupkan dengan air berlarutan deterjen, tidak boleh direndam. Setelah itu, kelambu dikeringkan dengan dijemur tanpa terkena sinar matahari.
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan NTB telah mendistribusikan kelambu kepada warga terdampak gempa di Lombok sebanyak 2.600 kelambu dengan rincian 2.400 dari Kemenkes, dan 200 dari Dinkes NTB. Selanjutnya, sedang diupayakan untuk menambah jumlah kelambu.
Dengan didistribusikannya kelambu ke wilayah gempa, diharapkan tidak ada lagi kasus malaria menyerang warga terdampak gempa bumi di Lombok.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM